SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Kondisi jalan antardesa yang menghubungkan Bayanan-Jekawal, Sokorejo, Ngepringan, Jenar, Sragen, dikeluhkan warga sekitar dan pengguna jalan. Banyaknya lumpur yang menumpuk membuat jalan itu tak ubahnya lintasan offroad.

Pantauan Solopos.com di lokasi, Selasa (4/12/2018), setidaknya ada tiga lokasi jalan yang dipenuhi lumpur. Sejumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat harus ekstra hati-hati melewati jalan itu.

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Bila diguyur hujan, jalanan itu membahayakan pengguna jalan lantaran cukup licin. “Korbannya sudah banyak sekali. Kebanyakan pelajar dan buruh pabrik. Mereka berangkat dari rumah sudah memakai seragam, tapi belum sampai sekolah atau pabrik, sudah terjatuh di sini. Otomatis pakaian dan sepatu mereka jadi kotor. Ada yang nekat tidak sekolah karena seragamnya telanjur kotor setelah terjatuh di lumpur,” ucap Riswanto, 52, warga Dusun Ngampo, Desa Ngepringan, Jenar, saat ditemui Solopos.com di lokasi.

Meski berstatus jalan antardesa, jalan itu ramai oleh pengguna jalan karena menjadi jalur alternatif penghubung Kecamatan Tangen dan Kecamatan Jenar. Menurut Riswanto, jalan itu sudah rusak sejak setahun lalu.

Sebetulnya, permukaan jalan itu sudah dilapisi beton. Namun, kondisinya retak-retak setelah dilintasi kendaraan berat seperti dump truck pengangkut material galian C untuk tanah uruk. Kebetulan tak jauh dari lokasi terdapat tempat penambangan galian C.

“Karena betonnya sudah retak-retak dan bergelombang, jalan itu diuruk tanah supaya bisa dilewati dump truck. Kalau musim kemarau tidak menjadi persoalan. Kalau musim hujan sudah pasti jadi masalah. Kasihan pengguna jalan yang kerap terjatuh karena melewati lumpur,” ucap Riswanto.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sragen, Marija, mengaku sudah menerjunkan tim untuk menyurvei jalan Bayanan-Jekawal. Menurutnya, kondisi jalan berlapis beton itu sebagian masih baik.

Kendati begitu, ada banyak lumpur tercecer di permukaan jalan sehingga kondisi jalan menjadi licin. Marija menyesalkan awak truck dump yang menutup lubang jalan dengan timbunan tanah.

“Wah itu tidak bisa dibenarkan. Kalau mau menutup lubang ya pakai sirtu [pasir dan batu]. Bukan memakai tanah karena bisa membahayakan pengguna jalan,” papar Marija saat ditemui di kantornya.

Marija sudah menjalin komunikasi dengan camat dan kepala desa setempat. Rencananya pada Jumat (7/12/2018), warga sekitar akan diajak bekerja bakti untuk membersihkan lumpur. Dalam hal ini, Dinas PUPR akan mengirimkan satu unit backhoe untuk membantu warga menyingkirkan lumpur.

“[Rabu, 5/12/2018] Satu unit backhoe sudah ada di lokasi. Jumat baru kerja bakti membersihkan lumpur. Tapi, yang terpenting itu pengendalian galian C dulu. Sopir truk dump harus diperingatkan supaya tidak menimbun tanah di jalan yang rusak. Percuma jalan dibersihkan kalau galian C itu tidak ditertibkan,” tegas Marija.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya