SOLOPOS.COM - Masker lukis diproduksi di galeri Nasrafa, di kebun ceri, Randusari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, belum lama ini. (Bayu Jatmiko Adi/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI--Masa pandemi Covid 19 tidak menghalani Yani Mardiyanto, pemilik usaha kain lukis Nasrafa, untuk terus mengembangkan usahanya. Dia mengakui selama pandemi Covid 19, pendapatan dari usahanya turun hingga sekitar 20%. Namun dia memiliki strategi khusus agar usahanya tetap berjalan.

Menurutnya strategi pemasaran dan inovasi produk menjadi kunci dalam mempertahankan usahanya. "Pandemi ini turun 20%. Semua pasti turun. Siasatnya, ternyata harus diversifikasi produk," tutur dia saat ditemui di galeri Nsrafa, di kebun ceri, Randusari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali belum lama ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdiri sejak 2012 di Solo, Nasrafa memiliki spesialisasi produk berupa kain lukis. Di antaranya ada jilbab lukis, payung lukis, kemudian berkembang menjadi jaket lukis dan tas lukis.

Ekspedisi Mudik 2024

H-1 Penutupan Pasar Sidoharjo Wonogiri, Pedagang Banyak Yang Tidak Jualan

Terakhir, kini muncul produk masker lukis. Dia menyebutkan, produk masker lukis itu merupakan hasil inovasi produk di masa pandemi. Dia mengakui awalnya belum tertarik mengembangkan masker lukis itu. Tapi belakang masker telah menjadi bagian dari fashion. Akhirnya dia pun tertarik untuk mengembangkannya.

Di luar dugaan, masker lukis dengan harga Rp80.000 per kemasan premium isi dua potong itu, mendapat respons positif dari pasar. "Masker ini luar biasa ramai. Memang strategi pemasaran harus kuat. Kenapa saya kemas seperti ini, karena di beberapa negara, mereka lebih menjual kemasan. Maka kemasan kami buat menarik," kata dia.

Berbeda dari Masker Lain

Sepintas masker yang dibuatnya hampir sama dengan masker kain pada umumnya. Dia bekerja sama dengan pelaku UMKM lain untuk membuat maskernya. Di Nasrafa, masker kain itu lalu dipoles dengan lukisan yang membuatnya menjadi berbeda dari masker lainnya.

Produk itu kemudian dipasarkan di outlet-outlet yang ada di bandara, rest area tol dan sebagainya. Dia mengatakan masker lukis mulai diproduksi Maret 2020. Saat ini dia memproduksi sekitar 2.000 potong per bulannya. "Ini siasat kami bertahan di masa pandemi," kata dia.

Waspada Erupsi Merapi, Sejumlah Warga Tlogolele Boyolali Mulai Diungsikan

Di sisi lain, produk Nasrafa seperti payung, tas, dan sebagainya juga masih banyak dipesan pelanggan. Bukan hanya pelanggan dalam negeri, produk Nasrafa juga sudah terbang ke Prancis, Jepang, India, Korea dan Singapura.

Dalam penjualan produk dia juga tidak membatasi dalam jumlah besar. Pembeli bisa membeli berapapun. Bahkan saat ada pesanan payung dari India yang hanya berjumlah 10 unit pun dia layani.

Pembeli juga bisa memesan corak lukisan yang diinginkan. Meski Nasrafa memiliki corak khas berupa bunga dan daun, namun tidak menolak jika ada pesanan corak lainnya. "Ada dari India yang pesan motif Borobudur, ada motif cenderawasih dari Papua, apapun kami layani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya