SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Ilustrasi

Dahulu yang namanya roti di mana-mana hampir selalu sama karena terbuat dari bahan serupa. Perbedaannya biasanya terletak pada lembut tidaknya atau gurih tidaknya rasa roti. Namun kini kreativitas pembuat roti muncul dalam banyak hal, mulai dari isian hingga bahan dasar yang tak lagi melulu dari tepung terigu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kalau di sini kami punya standar. Untuk komposisi mix butter, telur dan susu kami berani lebih banyak,” ujar Department Manager Bakery Hypermart Solo Grand Mall (SGM), Aris Yunianto, Rabu (2/1/2013).

Banyak sedikitnya bahan-bahan tersebut memang sangat berpengaruh pada kualitas roti. Semakin banyak bahan-bahan tersebut dalam adonan roti, semakin lembut dan gurih pula rasa rotinya. Pemilihan penggunaan butter dan bukan margarin atau mentega juga berpengaruh besar. Butter yang lebih banyak kadar lemak dari pada airnya dibandingkan dengan margarin membuat roti menjadi lebih empuk.

Di Hypermart SGM, Aris dan timnya juga berani bereksperimen dengan menggunakan berbagai macam bahan di samping tepung terigu. Aris sering membuat roti dengan bahan campuran pisang dengan terigu. Kadar pisang dalam adonan ini cukup besar, yaitu 40% dari total bahan dalam adonan. Sementara tepung terigu masih dipakai, namun dalam jumlah yang jauh lebih sedikit. Pisang tersebut diblender dan langsung dicampur ke dalam adonan. “Kami dulu pakai pisang raja. Kalau pisang ambon kami pakai untuk cake. Tapi itu waktu pisang murah, kalau sekarang kan lagi mahal.”

Dari berbagai variasi roti tersebut, yang paling terkenal di sini roti kentang. Roti ini menggunakan bahan dasar campuran tepung kentang dan tepung terigu. Hasilnya adalah roti dengan tekstur lembut namun lebih mengenyangkan dari pada roti pada umumnya. Karena mengenyangkan, roti ini bisa dijadikan sebagai alternatif pengganti nasi.

Penampilan roti kentang ini memang tidak jauh berbeda dengan roti biasa. Di dalamnya, roti ini diberi isian cokelat, keju, kopi dan vanila. Aris memberinya label Potato Pillow untuk roti kentang isi satuan. Sementara itu dia juga membuat Potato Cheese Chocolate atau label untuk roti sobek berisi krim keju dan cokelat. Ada pula roti kentang semir yang diberi isian kopi-vanila dan topping berupa meses cokelat-keju parutan. Harganya bervariasi mulai dari Rp8.000 hingga Rp13.900.

“Jadi bahan-bahan lain bisa dimasukkan dalam adonan roti, termasuk daging atau sosis. Selama ini kan sosis hanya dijadikan isian saja,” terangnya.

Komposisi Terigu

Di berbagai toko roti, variasi roti biasanya muncul dalam bentuk isian yang bermacam-macam. Jika dulu orang hanya mengenal cokelat, pisang dan kacang, kini roti dengan isian daging, keju, susu, vanilla, abon dan sosis muncul di mana-mana. Hampir semua pembuat roti kini menawarkan isian serupa meskipun dengan rentang harga yang berbeda. Karena itu, para pembuat roti juga berkreasi dengan cara lain.

Strategi yang berbeda diterapkan oleh Eko Marnuariani, pemilik Roti Diko, Jl Tamtaman IV, Baluwarti dalam membuat roti isi. Di sini Eko juga tidak memasukkan isian yang aneh-aneh pada rotinya, namun lebih banyak berkreasi pada bentuk dan menjaga kualitas roti.

“Misalnya di sini kami tidak pernah menggunakan pemanis buatan pada isian. Kalau di luar ada banyak pemanis buatan dalam roti semir, kami hanya memakai gula pasir,” kata Eko, Rabu (2/1) lalu. Selain itu dia enggan menambahkan bahan pengawet makanan dalam rotinya. “Karena itu roti-roti ini paling-paling hanya bisa bertahan sampai tiga hari.”

Meskipun rotinya lebih banyak dijual dengan harga eceran Rp1.000 hingga Rp2.500 untuk satu roti isi kecil, Eko masih tetap menjaga kualitas bahan. Kualitas tersebut kembali pada komposisi telur, margarin dan susu yang tinggi dalam adonan rotinya. Namun dia juga tidak asal jor-joran margarin agar rotinya tidak eneg.

Dalam pemilihan tepung terigu, Eko juga tidak ingin asal-asalan. Dia hanya percaya pada tepung terigu tertentu yang kandungan proteinnya paling tinggi. “Pilih terigu yang proteinnya tinggi atau kualitas nomor satu. Ini tidak boleh asal karena kalau proteinnya kurang, adonan yang mengandung ragi bisa pecah,” terangnya.

Namun Eko juga menambahkan sedikit tepung terigu dengan protein sedang untuk menambah kekenyalan roti. Ada banyak orang yang menyukai roti bertekstur sangat lembut, namun ada pula yang memilih roti kenyal agar bisa mengenyangkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya