SOLOPOS.COM - Sipir mencoblos di TPS khusus Rutan Kelas IIB Wonogiri, Rabu (9/12/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Komisi Pemilihan Umum Wonogiri mengklaim tingkat partisipasi pemilihan kepala daerah atau Pilkada Wonogiri 71,26 persen berdasar penghitungan manual melalui aplikasi internal.

Capaian itu sesuai harapan lantaran lebih tinggi dari tingkat partisipasi pemilih pemilihan kepala daerah atau pilkada 2015. Saat itu tingkat penggunaan surat suara sekitar 66 persen. KPU menyebut capaian tersebut berkat sosialisasi yang dilaksanakan banyak pihak, termasuk sosialisasi dengan pendekatan kearifan lokal dengan cara memberi pengumuman melalui musala/masjid di seluruh wilayah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Catet Lur, Ini Bedanya Distribusi Vaksin Covid-19 Program Pemerintah dan Mandiri

KPU Wonogiri, Kamis (10/12/2020), membuka data yang menyebut jumlah pengguna hak pilih atau warga yang berpartisipasi sebanyak 595.892 orang. Capaian itu sama halnya 71,26 persen dari pemilih terdaftar 836.398 orang. Namun, KPU tak membuka data rincian perolehan suara atas pertimbangan tertentu.

Ketua KPU Wonogiri, Toto Sih Setyo Adi, kepada Solopos.com, Kamis, menyampaikan data tersebut berdasar penghitungan manual hasil perolehan suara di seluruh TPS sebanyak 2.023 lokasi. Data dihitung secara manual menggunakan aplikasi tertentu yang digunakan untuk kepentingan internal KPU.

Menurut dia capaian itu sesuai harapan meski masih di bawah target nasional sebesar 77,5 persen. Namun, capaian itu lebih baik dari partisipasi pemilih pada pilkada 2015 yang saat itu tercatat 66 persen. Selain itu meningkat dari pada partisipasi pemilih pemilihan gubernur atau pilgub 2018 yang ketika itu 69 persen.

Pileg & Pilpres

Sebagai informasi, partisipasi pemilih di Wonogiri pernah lebih tinggi dari pada klaim KPU itu, tetapi bukan saat pilkada melainkan ketika Pileg dan Pilpres, yakni Pileg dan Pilpres 2004 dan 2019. Partisipasi pemilih Pileg 2004 mencapai 80,71 persen, sedangkan Pilres tahap I 75,76% dan tahap II 74,79 persen. Partisipasi pemilih 2019 tercatat 73,21 persen.

“Partisipasi pemilih pilkada tahun ini termasuk tinggi, sesuai harapan kami. Setidaknya bisa lebih tinggi dari pada pilkada sebelumnya,” ucap Toto saat dihubungi.

Dia menilai hal tersebut membuktikan sosialisasi yang dilaksanakan dengan berbagai metode berhasil. Ada metode sosialisasi yang sederhana, tetapi dipandangnya efektif, yakni dengan cara mengumumkan informasi seputar pilkada melalui pengeras suara musala/masjid setiap hari.

Pemkot Solo Bakal Karantina Pemudik, Ganjar Minta Dibuatkan Call Center

Seperti diketahui, masyarakat Wonogiri masih sangat akrab dengan sesuatu hal yang disampaikan melalui pengeras suara musala/masjid. Selain itu sosialisasi dengan cara diumumkan melalui pengeras suara secara berkeliling dusun-dusun oleh anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara atau KPPS dan Panitia Pemungutan Suara atau PPS.

“Sosialisasi melalui media sosial dengan konten yang kreatif, seperti menampilkan tokoh lingkungan Mbah Sadiman juga efektif. Sosialisasi dengan dikemas konser online menampilkan artis Happy Asmara dan debat publik yang disiarkan secara nasional tak kalah efektif. Kami juga selalu bersinergi dengan semua pihak, seperti Polres Wonogiri, Kejaksaan Wonogiri, dan sebagainya sesuai kewenangan masing-masing dalam hal menyosialisasikan pilkada,” ulas Toto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya