SOLOPOS.COM - Salah satu rumah burung hantu (Rubuha) terpasang di lahan persawahan Desa Beji, Kecamatan Tulung, Rabu (29/6/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Para petani di Desa Beji, Kecamatan Tulung mengandalkan salah satu jenis burung hantu, yakni tyto alba atau serak Jawa guna mengendalikan tikus yang menjadi hama di lahan persawahan mereka. Puluhan rumah burung hantu (Rubuha) terpasang di area persawahan desa tersebut.

Kepala Desa (Kades) Beji, Dedi Irawati, menjelaskan pengembangan Rubuha diinisiasi kelompok pemuda desa setempat beberapa tahun lalu. Awalnya hanya uji coba alias iseng-iseng membikin Rubuha. Tak disangka, Rubuha yang didirikan tersebut menjadi sarang tyto alba yang terbang liar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Setelah uji coba mereka berhasil, akhirnya dikembangkan dan pemuda memiliki semangat untuk menangkarkan,” kata Dedi saat ditemui di kantor Desa Beji, Rabu (29/6/2022).

Dedi mengatakan setelah uji coba pembuatan Rubuha berhasil, pemerintah desa mengalokasikan anggaran pengembangan Rubuha. Saat ini, sudah ada 20 Rubuha yang berdiri di area pertanian Desa Beji.

“Rencananya nanti akan ditambah 20 Rubuha lagi,” kata dia.

Baca Juga: 12 Desa Komitmen Lindungi Habitat Burung Hantu di Sungai Pusur Klaten

Sekretaris Desa (Sekdes) Beji, Abdul Azis, mengatakan total luas wilayah Desa Beji sekitar 120 ha dengan sekitar 60 persen merupakan lahan pertanian.

Sebelum ada pengembangan Rubuha sebagai sarang tyto alba, tanaman padi petani kerap diserang tikus. Selain itu, banyak lubang untuk sarang tikus di pematang sawah hingga membuat irigasi tak optimal.

Setelah ada pengembangan Rubuha untuk rumah tyto alba, Abdul Azis menjelaskan serangan hama tikus semakin berkurang. Apalagi, semakin banyak tyto alba bersarang di wilayah Beji seiring penambahan Rubuha.

Abdul Azis mengatakan upaya melindungi satwa tersebut dari perburuan liar, papan larangan berburu sudah dipasang di beberapa lokasi. Selain itu, Pemerintah Desa (Pemdes) membikin peraturan desa (Perdes) terkait larangan perburuan liar satwa termasuk tyto alba.

Baca Juga: Kisah Burung Hantu Di Desa Gledeg Klaten, Awalnya Untuk Usir Tikus, Kini Jadi Maskot

Salah satu petani Desa Beji, Sediyono, 54, menjelaskan pengembangan Rubuha itu diinisiasi kelompok pemuda mulai 2019. Awalnya, ada perwakilan petani dan perangkat desa mengikuti pelatihan serta sosialisasi terkait tyto alba di Desa Gledeg, Kecamatan Karanganom.

“Dari perwakilan itu ikut pelatihan. Waktu itu masing-masing mendapatkan uang saku dan disepakati uang saku itu dikumpulkan untuk membuat Rubuha,” kata Sediyono.

Semula, petani membuat lima Rubuha. Selain itu mereka berencana membeli tyto alba untuk mengisi Rubuha. Namun, Rubuha yang sudah dibangun sudah diisi tyto alba yang terbang secara liar sebelum mereka membeli.

Keberadaan tyto alba ternyata mampu mengurangi populasi tikus yang menyerang area persawahan. Hingga pemuda desa setempat mengembangkan pembuatan Rubuha. Tak hanya untuk pertanian di Beji, mereka kebanjiran pesanan Rubuha dari desa lain.

Baca Juga: Bantu Petani Gledeg Klaten, Tyto Alba Bunuh 30 Tikus dalam Semalam

Selain membikin Rubuha, pemuda bersama kelompok tani mengembangkan penangkaran tyto alba. Anakan tyto alba yang menetas di Rubuha atau yang terjatuh diambil kemudian dirawat di penangkaran kemudian dilepaskan setelah dewasa.

Untuk persediaan pakan tyto alba di penangkaran, kelompok tani menyebar perangkap tikus ke rumah-rumah warga secara bertahap.

Tikus yang berhasil terperangkap di masing-masing rumah langsung diserahkan ke pengelola penangkaran yang merupakan kelompok tani untuk pakan tyto alba. Ketika tak ada setoran tikus dari rumah warga, pengelola membeli tikus putih untuk persediaan pakan.

“Dampak keberadaan tyto alba sangat besar. Sekarang tikus yang sebelumnya menyerang tanaman di sawah sudah sangat berkurang berkat tyto alba,” jelas Sediyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya