SOLOPOS.COM - Ilustrasi labuhan di pantai (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, BANTUL—Labuhan sebagai salah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, masih menjadi tradisi budaya yang dipegang teguh sebagian besar masyarakat Jawa.

Pada perayaan 1 Sura atau Tahun Baru Islam yang jatuh Selasa (5/11/2013), sejumlah warga Bantul menggelar tradisi labuhan, seperti di Pantai Parangkusumo, Pantai Samas dan Pantai Goa Cemara dan beberapa lokasi lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di Pantai Goa Cemara di Dusun Patehan, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, ratusan warga beramai-ramai mengarak kepala, kulit dan kaki kambing hitam untuk dilarung ke laut selatan. Dengan berpakaian tradisional Jawa, warga memulai labuhan sekitar pukul 10.00 WIB.

Penasihat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Goa Cemara, Sadiyo, mengatakan, mereka percaya bahwa penguasa laut selatan turut memberi berkah kehidupan bagi warga Pantai Goa Cemara. Sebagai bentuk ungkapan rasa syukur, mereka melabuh sedekah ke laut.

Pada Senin (4/11/2013) malam, tradisi labuhan juga digelar di Pantai Samas dan Parangkusumo di Kecamatan Kretek, Bantul.

“Karena Labuhan Sura itu biasanya dilakukan oleh orang pribadi jadi kebanyak orang pribadi yang ikut labuhan,” terang Sugiono, warga Dusun Mancingan, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek.

Ia membantah labuhan merupakan kegiatan musrik yang dilarang agama. Menurutnya, labuhan bisa dimaknai sebagai ungkapan rasa terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus wujud melestarikan budaya Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya