Solopos.com, SOLO — Minyak goreng merupakan salah satu barang konsumsi utama masyarakat sehari-hari. Hal ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang mencatat adanya kenaikan permintaan minyak goreng sawit, khususnya dari kalangan rumah tangga setiap tahunnya. Kondisi ini tentu berimbas pada peningkatan jumlah limbah berupa minyak jelantah (used cooking oil).
Kajian Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Traction Energy Asia memperkirakan, dari konsumsi 13 juta ton minyak goreng, ada produksi minyak jelantah hingga 3 juta ton. Di mana 1,6 juta ton diantaranya didapatkan dari rumah tangga perkotaan besar.