SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
”Dik Cempluk, Mamas baru baca di koran, kalau RT tempat Dik Cempluk menempati peringkat gizi buruk nomor satu se-Sukoharjo. Gimana kalau Dedek segera tak lamar, ikut Mamas di Solo biar nggak terserang gizi buruk? Gizi buruk itu bahaya lho Dik! Nanti bodi Dedek yang semlohai bisa jadi melambai,” begitu bunyi SMS-nya bernada menggoda.
Tapi tak diduga, ternyata Cempluk menganggap itu berita serius. Cempluk, anak Pak RT Tom Gembus yang kebetulan juga wakil ketua karang taruna di desanya segera ngirim SMS ke pengurus inti karang taruna, membahas masalah tadi.
Setelah diberitahu anaknya, Tom Gembus pun age-age mengajak Cempluk ke rumah Pak Lurah sekaligus nunut baca koran karena kebetulan Pak Lurah berlangganan. Ternyata tidak satu pun artikel yang menjelaskan RT Cempluk terkena gizi buruk. Cempluk pun buru-buru ngebel Koplo. ”Mas, beritanya di mana? Ini aku sama Bapak lagi di rumah Pak Lurah, mau membahas gizi buruk di RT-ku.”
Mak jenggirat, Koplo langsung kaget dan semrepet, bingung mau menjawab apa serta bingung mau naruh muka di mana. Ia pun akhirnya bilang kalau itu hanya bercanda. Tom Gembus yang mendengarnya langsung menyahut,
”Wo, lha tobil anak kadhal! Jan koplo tenan bocah iki,” katanya anyel karena merasa dikerjai calon mantunya. Tom Gembus pun segera meralat berita bohong itu kepada Pak Lurah.
”Pluk, omonga, suk yen pas ngundhuh manten wong sak RT kene kudu diundang kabeh tur disuguh sing bergizi gen ora kenek gizi buruk.”
Mendengar sindiran itu Cempluk hanya mesem kecut.
Kiriman Charis Arsyad Pitrajati ST, Kuyudan RT 05/RW V, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo 57161.
