SOLOPOS.COM - Ajari anak mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah Covid-19. (Antaranews.com)

Solopos.com, SOLO--Mengajari anak untuk melaksanakan protokol kesehatan 3M membutuhkan contoh dan konsistensi. Hal ini penting agar keluarga terhindar dari penularan Covid-19.

Seorang ibu sekaligus penyintas Covid-19, Made Rossalita Mirah Utami, menceritakan sejak awal mendengar kasus Covid-19, ia selalu memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan pakai sabun. Hal ini sekaligus memberi contoh bagi anaknya yang berusia 1,5 tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Memberi contoh penerapan protokol kesehatan kepada anak juga dilakukan terus-menerus khususnya saat harus pergi ke luar rumah. Ia mencontohkan konsistensi memakai masker kepada anaknya, sama seperti setiap ke luar rumah harus memakai sandal.

“Kalau dia [anak Lita] keluar gerbang enggak pakai masker, saya masukin ke dalam. Terus bilang, ‘Nak, kalau ke luar rumah enggak pakai masker kita enggak pergi.’ Gitu,” kata Lita, panggilan akrabnya, dalam talkshow virtual yang digelar Satgas Penanganan Covid-19, Kamis (8/10/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Protokol kesehatan juga disiplin dilaksanakna seluruh keluarga Lita. Kakak Lita, misalnya, selalu memakai masker saat pergi ke luar. Ia juga langsung mandi begitu tiba di rumah seusai beraktivitas 1-2 jam di luar rumah.

“Posisi usia dia [kakak Lita] itu lebih dari 50 tahun. Jadi walaupun dia tidak punya penyakit pembawa, tapi kita tidak tahu dia ketemu siapa di luar sana. Pulang langsung mandi supaya tidak terkena Covid-19,” tutur Lita.

Koneksi Wifi Sering Lemot, Ikuti Trik Berikut Agar Internet Lebih Lancar

Penyintas Covid-19

Pada kesempatan itu Lita juga menceritakan pengalamannya menjadi penyintas Covid-19. Saat hasil rapid test-nya reaktif dan menjalani swab test, Lita dan suami langsung manjalani isolasi mandiri. Hasil swab test menunjukkan Lita positif Covid-19 sedangkan suaminya negatif.

“Anak-anak langsung saya ungsikan ke rumah orang tua. Jadi saya cuma bersama suami pure isolasi mandiri walapun, hasil swab itu belum keluar,” cerita dia.
Begitu hasil tes swab keluar, suami Lita lantas menghubungi RT/RW setempat.

Laporan itu diteruskan ke Puskesmas. Puskesmas lalu berkomunikasi dengan suaminya perihal kronologi tertular, apa saja yang dilakukan, mendapatkan vitamin, termasuk diberi tahu sejumlah tes swab yang bakal dijalani.

Menurut Lita, selama masa isolasi dia harus menjaga daya tahan tubuh dan dispilin melaksanakan 3M. Ia merasa dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar sangat diperlukan bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Sebab, terinfeksi Covid-19 bukanlah aib. Selain itu, pasien Covid-19 juga masih disembuhkan.

“Begitu pula saat sudah negatif, itu jangan dijauhin. Dia kan udah enggak ada apa-apa. Dia udah sehat,” harap Lita.

5 Hal Yang Sebaiknya Tidak Diceritakan Kepada Keluarga, Ini Alasannya

Persoalan Stigma

Kepala Subbidang Sosialisasi Perubahan Perilaku Satgas Covid-19, Dwi Listyawardani, menilai pengalaman Lita menjadi pasien Covid-19 mendapat dukungan baik dari keluarga dan tetangga yang kondusif. Kadang, masih ada stigma yang menganggap pasien Covid-19 adalah kutukan bahkan tidak dibantu.

“Justru harus sangat dibantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari karena saudara-saudara kita yang positif jelas-jelas harus melakukan isolasi,” tutur Dani, panggilan akrabnya.

Dani menjelaskan persoalan stigma ini diselesaikan dalam perubahan perilaku. Satgas terus memberikan informasi yang jelas tentang Covid-19.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, berpendapat apa yang dilakukan dan dialami Lita bisa menjadi contoh masyarakat. Hal terlihat dari Lita yang sembuh dari Covid-19 karena memiliki daya tahan bagus dan sehat meski terkena Covid-19.

Lita juga memberikan contoh cara mengisolasi diri agar mencegah penularan kepada orang lain. Hasto juga mengapresiasi cara Lita mengajarkan anak-anaknya mematuhi 3M.

“Anak-anak harus diajari. Cuma memang anak-anak punya keuntungan tersendiri punya daya tahan tubuh lebih baik. Tapi, [orang tua] jangan cemas berlebihan semua dimarahi,” kata Hasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya