SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan Prada Muhammad Indra Wijaya oleh rekan-rekannya di Biak, Papua. (Ilustrasi (JIBI/Dok)

Satu per satu identitas siswi yang terlibat dalam adegan kekerasan dalam rekaman video yang berdurasi 39 menit yang beredar di SMK Muhammadiyah Bambanglipuro mulai terungkap

Harianjogja.com, BANTUL-Satu per satu identitas siswi yang terlibat dalam adegan kekerasan dalam rekaman video yang berdurasi 39 menit yang beredar di SMK Muhammadiyah Bambanglipuro mulai terungkap.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Setelah dipastikan seorang siswi SMK Muhammadiyah Bambanglipuro yang tampak tengah dianiaya oleh sekawanan perempuan, kali ini satu lagi identitas pelaku penganiayaan itu terungkap.

Dari penuturan Anto, salah satu warga Desa Srigading, Kecamatan Sanden, diketahui bahwa salah satu pelaku penganiayaan itu berinisial N yang juga merupakan warga Srigading.

Menurut penuturannya, kendati berbeda desa dan kecamatan, kediaman N sendiri sebenarnya tak terlalu jauh dari kediaman korban. Selain itu, Anto juga memastikan bahwa N saat ini masih berstatus pelajar.

“N itu adalah anak teman saya. Dia masih sekolah, tapi saya tidak tahu persis dimana sekolahnya, yang pasti tidak satu sekolah dengan korban,” kata Anto saat ditemui wartawan, Sabtu (18/6/2017).

Sepengetahuan Anto, N adalah sosok gadis yang kerap terlibat pertengkaran dengan kedua orangtuanya. Pasalnya, selama ini N memang kerap dimanjakan oleh neneknya. “Karena bapaknya itu teman saya sendiri. Jadi saya tahu persis,” tambah Anto.

Paska beredarnya video itu, beberapa hari lalu kediaman N memang sempat didatangi polisi. Akibatnya, kini N pun dikenai wajib lapor. “Kata ayahnya, penyebar foto itu ternyata juga N sendiri,” cetusnya.

Terpisah, Bupati Bantul Suharsono mengaku terkejut saat mendengar kabar tersebut. Orang nomor satu di pemerintahan Bantul itu pun ingin agar kasus diungkap secara tuntas. “Tidak hanya pelakunya saja, tapi siapa korbannya dan apa motifnya juga harus segera diungkap,” katanya.

Tak hanya itu, ia pun meminta agar pihak sekolah bersikap pro aktif terhadap tindakan yang dilakukan oleh siswanya. Begitu pula dengan orang tua, ia menganggap hal ini adalah bukti lemahnya pengawasan mereka terhadap M yang diduga kuat adalah siswi SMK Muhammadiyah Bambanglipuro.

Oleh karena itulah, guna memastikan apakah korban adalah siswi SMK Muhammadiyah Bambanglipuro, dalam waktu dekat, Suharsono berencana bertemu dengan pihak kepala sekolah. “Tapi akan saya perintahkan instansi terkait untuk mekakukan investigasi agar permasalahan dapat terungkap,” ungkapnya.

Seperti diketahui, beberapa hari lalu, lingkungan SMK Muhammadiyah Bambanglipuro sempat digegerkan dengan beredarnya rekaman video berdurasi 30 menit yang berisikan adegan kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok perempuan terhadap dan beberapa gambar hasil potongan video tersebut.

Sementara dari pihak polisi, Kapolsek Sanden AKP Riwanto mengaku belum mendapatkan titik terang terkait kasus tersebut. Namun dengan adanya dugaan kuat dua orang pelajar perempuan dalam rekaman tersebut adalah warga Sanden, pihaknya hingga kini terus melakukan penyelidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya