SOLOPOS.COM - Warga tengah mencari ikan di Waduk Cengklik, Boyolali, Minggu (3/7/2011). (Dok/Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, BOYOLALI — Menyaksikan panorama alam selalu memunculkan kesan menggembirakan, apalagi ketika dilakukan sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Waduk Cengklik sisi timur adalah salah satu tempat terbaik di Kabupaten Boyolali untuk menikmati panorama matahari terbenam. Selain keindahan alam yang ditawarkan, kawasan Waduk Cengklik ini memiliki luas hampir 306 hektare dan kedalaman total 9,10 meter persegi.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Saat momen Ramadan, Waduk Cenglik menjadi jujukan para pemburu senja, terutama untuk menunggu waktu berbuka. Camat Ngemplak, Ari Wahyu Prabowo, mengatakan saat ini Waduk Cengklik sangat potensial menjadi salah satu destinasi wisata. Terlebih, dengan adanya revitalisasi waduk dan semakin tumbuhnya warung, restoran, dan coffee shop, khususnya di wilayah Desa Sobokerto menjadikan magnet masyarakat untuk datang.

“Semakin tumbuhnya resto di sekitar Waduk Cengklik khususnya wilayah Desa Sobokerto, menjadi pesona menarik untuk menikmati sunset dengan view Waduk Cengklik,” ujar Ari saat dihubungi Solopos.com, pada Kamis (30/3/2023).

Lebih lanjut, Ari menguraikan saat ini banyak berkembang tempat makan yang menawarkan konsep menikmati paronama waduk dan sunset. Konsep ini bisa diintegrasikan dengan perahu wisata. Saat ini pihaknya tengah berkoordinasi bersama dengan para pemangku kepentingan, pelaku wisata, dan pelaku usaha.

Ari menilai cukup banyak usaha yang menjamur baik dari skala kecil maupun skala bisnis. Namun ia tidak mengetahui total pasti pelaku usaha karena masih dalam pendataan. “Insya Allah, kami bersama sama stakeholder terkait akan kami dorong pengembangannya,” tambah Ari.

Pemilik Cenklik Coffee, Adi mengatakan sensasi yang ditawarkan coffee shop miliknya adalah view sunset yang banyak diburu pengunjung. “Kalau antusias pengunjung memang bisa dikatakan banyak peminatnya. Tentu dengan cuaca yang mendukung ya. Dikarenakan kami menggunakan konsep open space industrial,” ujar Adi saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Sementara itu, selama Ramadan ini pegunjung yang datang ke coffee shop miliknya cenderung turun, karena biasanya hujan turun saat sore hari. Namun ketika kondisi cuaca sore cerah pasti akan ramai.

Salah satu warga, Muhammad Ikbar Nariswara, menguraikan menikmati terbenamnya matahari seraya menunggu berbuka membuat waktu azan Maghrib terasa lebih cepat, karena angin sepoi-sepoi ditambah berbincang dengan kawan-kawannya.

“Biasanya jajan di Waduk Cengklik habis Rp15.000 hingga Rp20.000. Tergantung mau makan apa dan di mana, karena ada pilihan warung kecil ataupun coffee shop. Kalau di warung kecil bisa dapat makan, harga minuman di coffee shop juga berkisar Rp20.000-an,” ujar Ikbar saat berbincang dengan Solopos.com di kawasan Waduk Cengklik siang.

Pengunjung lainnya, Ajeng Rizky, mengatakan paling tidak ia menghabiskan Rp15.000 hingga Rp20.000 untuk membeli kuliner sekitar. Biasanya ia memilih menghabiskan waktu di Cengklik Coffee karena view sunset yang cukup jelas.

“Di Waduk Cengklik bisa ngopi, terus view-nya sunset yang cocok buat kaum indie. Apalagi Gen Z yang suka galau. Tapi tempat kopinya ramai benget, tiap menjelang sunset, tempat duduk dengan view terbaik selalu terisi lebih dulu. Harga makanan terjangkau banget, kopi mulai Rp18.000 hingga Rp20.000, terus ada diskon kalau follow Instagram-nya,” ujar Ajeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya