SOLOPOS.COM - sepatu

(Solopos.com) – Mencari sepatu olahraga untuk futsal, sepak bola lapangan atau bulu tangkis dengan harga miring? Di Pasar Klithikan Notoharjo, Semanggi, Solo, banyak kios peralatan olahraga yang menawarkan harga sepatu murah. Demikian pula di Pasar Legi, banyak kios menawarkan sepatu harga miring.

MURAH -- Banyak sepatu olahraga dengan aneka model yang bisa didapatkan dengan harga jauh lebih murah di Pasar Klithikan Notoharjo atau di kios-kios kawasan pasar Legi. Namun konsumen harus cermat dalam memilih karena kualitasnya berbeda dengan sepatu olahraga merk orisinal. (JIBI/SOLOPOS/Ahmad Hartanto)

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Misalkan saja Sugiyono Grosir di Pasar Klithikan Notoharjo, yang menawarkan harga sepatu Rp 50.000 hingga Rp 120.000 per pasang. Menurut penjaga toko, Harmoko, pelanggan di pasar tersebut kalangan menengah ke bawah. Menurutnya, harga yang murah menjadi daya tariknya, meski tentu sebanding dengan kualitas dan ketahanannya yang kurang baik. Sepatu abal-abal tanpa sol atau dijahit ulang hanya awet tiga sampai empat bulan. Tapi jika disol ulang sebelum dipakai, umurnya bisa setengah tahun lebih. “Barang-barang tersebut berasal dari pabrikan di Tangerang dan Mojokerto,” katanya saat ditemui di kiosnya belum lama ini.

Menurutnya, kualitas sepatu dari Tangerang jauh lebih baik dan awet dibanding dari Mojokerto. Hal ini karena bahan bakunya berbeda. Produksi sepatu “tembakan” atau abal-abal dari Tangerang memiliki kualitas lebih baik karena bahan alas sepatu hingga bodi berkualitas baik. Sedang kasut dari Mojokerto, bahannya dari plastik yang lebih cepat rusak. Mengenai harga, produk Tangerang sampai Rp 100.000 per pasang. Sedang dari Mojokerto sekitar Rp 50.000 hingga Rp 60.000.

Selain produk sepatu olahraga palsu level bungsu, juga tersedia sepatu tembakan dengan level KW 2. Sepatu pada level ini, dilihat dari harga memang jauh lebih mahal dibanding jenis sebelumnya, mengingat kualitasnya juga lebih baik. Untuk mendapatkannya, konsumen harus rela merogoh uang hingga Rp 200.000 untuk sepasang sepatu KW 2. “Tidak semua kios punya. Saya juga punya sedikit, sekitar 15 pasang saja,” kata Ny Didik, pemilik kios lainnya.

Konsumen untuk sepatu palsu KW 2 memang terbatas, makanya Ny Didik tidak menyediakan banyak barang. Daya tahan sepatu KW 2 bisa sampai satu tahun, dua kali lipat lebih awet dari abal-abal level terendah. Perbedaan level terendah dan KW 2 dapat dibedakan dari bahan-bahannya. Bahan perekat KW 2 lebih kuat dan awet dibanding abal-abal terendah. Demikian juga untuk kualitas alas, mulai dari bahan plastik hingga karet. “KW 2 dilem dan dioven, jadi lebih awet. Juga tidak perlu disol ulang,” tambahnya.

Sedang level sepatu berikutnya yaitu abal-abal KW 1. Harganya yang mahal, sekitar Rp 400.000 hingga Rp 500.000 per pasang, tidak banyak tersedia di kios-kios.

Selain sepatu baru, sepatu bekas dengan kualitas baik pun juga tersedia di deretan kios Pasar Klithikan. Salah satu pemilik kios, Agus, menyebut harganya Rp 50.000 hingga Rp 100.000. “Permintaan banyak tapi barangnya sulit didapat,” ujar Agus. Ia mendapat barang tersebut dari pengrajin sepatu bekas luar kota. Di tangan pengrajin, sepatu sobek atau alas yang aus, kembali tampak baru. Kelebihan lainnya, kualitas sol dinilai lebih baik sehingga lebih awet.

Ahmad Hartanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya