SOLOPOS.COM - Salah satu harta karun yang disebut peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di lokasi karhutla Sumsel. (Istimewa/Detik)

Solopos.com, PALEMBANG — Perburuan harta karun peninggalan Kerajaan Sriwijaya di sepanjang aliran Sungai Musi di Palembang, Sumatra Selatan terus dilakukan. Berbagai cara dilakukan warga setempat untuk menari jejak peninggalan kerajaan maritim terbesar di Nusantara tersebut.

Mulai dari menyelami Sungai Musi yang penuh bahaya hingga menggunkan alat metal detector. Asmadi, seorang penyelam tradisional kelahiran Palembang, 7 Desember 1995, menjadi salah satu pemburu harta karun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menyelam

Dikutip dari Antara, Jumat (29/10/2021), selama dua tahun terakhir rumah Asmadi menjadi museum pribadi yang menyimpan berbagai harta karun seperti koin, gerabah, dayung kapal, hingga jimat kuno. Berbagai koleksi itu didapatkan Asmadi dengan menyelam langsung di Sungai Musi sejak 2017.

Menurut Asmadi, menyelam di Sungai Musi sama dengan bertaruh nyawa jika hanya mengandalkan peralatan seadanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Harta Karun Sriwijaya Ditemukan Bukti Ada Pulau Emas di Palembang?

“Saya sudah sering berada pada keadaan antara hidup dan mati saat menyelam. Sebab di dalam, kami hanya meraba-raba dasar sungai. Kami tidak tahu bahaya apa yang akan datang. Itu sebabnya kami wajib membuat perkiraan sebelum menyelam,” jelasnya.

Bagi Asmadi, risiko menyelam berbanding lurus dengan hasil harta karun yang didapatkan. Jika sedang beruntung, kelompok selamnya bisa mendapatkan emas berbentuk perhiasan yang harganya mencapai jutaan rupiah. Akan tetapi jika sedang tidak beruntung, dia hanya mendapatkan koin kuno atau keramik yang harga jualnya tidak terlalu tinggi.

Baca juga: Kisah Pemburu Harta Karun Sriwijaya Bertaruh Nyawa Selami Sungai Musi

Metal Detector

Sementara kisah lain diceritakan Arya, pemburu harta karun Sriwijaya yang tergabung dalam Komunitas Petualang Metal Detektor Indonesia. Dia mengatakan bahwa penggunaan alat tersebut mempercepat pencarian jejak peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

“Di Sumsel, saya yang pertama menggunakan metal detektor sejak 2017. Untuk tahun 2019 sudah mulai banyak yang ikut pakai metal detektor. Memang dalam memastikan posisi jejak sejarah jauh lebih akurat,” terangnya seperti dikabarkan Antara.

Arya mengatakan cara manual membutuhkan waktu lama. Sementara dengan metal detektor pemburu dapat langsung menemukan titik terang lokasi harta karun Sriwijaya, bahkan kurang dari sehari.

Baca juga: Bacok Teman Gegara Utang Rp900.000 di Jogja, Remaja Asal Palembang Buron

Berbekal alat tersebut, Arya berhasil mengumpulkan 100 koleksi harta karun peninggalan Sriwijaya, mulai dari koin, kalung, manik-manik, tombak, dan cincin. Kebanyakan benda itu dia temukan di wilayah Mariana, Kedukan Bukit, Ujung Borang, dan Ujung Kenten, di pinggiran dan di dalam Sungai Musi.

“Dalam memastikan itu peninggalan zaman Sriwijaya atau bukan, saya bertanya dan belajar pada dosen-dosen sejarah di Palembang atau bertanya pada pemburu lain. Jika asli, maka akan saya simpan di rumah,” sambung dia.

Arya meyakini masih banyak peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang terpendam di Kota Palembang. Namun pemerintah setempat meminta warga menghentikan pencarian benda cagar budaya.

Baca juga: Harta Karun Kerajaan Sriwijaya Ditemukan, Harganya Miliaran

Sanksi Hukum

Pada Oktober 2019 lalu warga berbondong-bondong ke Cengal dan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, yang menjadi lokasi penemuan emas di lahan gambut milik perusahaan. Diduga emas tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Mengetahui hal tersebut Badan Arkeologi Sumatra Selatan mengimbau warga menghentikan pencarian harta karun Sriwijaya karena berpotensi dipidana menurut pasal 103 UU nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya. Barang siapa yang nekat melanggar dikenai pidana paling singkat 3 bulan dan maksimal 10 tahun atau denda minimal Rp150 juta dan paling banyak Rp1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya