SOLOPOS.COM - Ilustrasi Singapura (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi Merlion

KLATEN—Sebanyak sembilan kepala sekolah (kasek) SMP di Kabupaten Klaten berencana bertandang ke Singapura pada Senin (25/2/2013) hingga Jumat (1/3/2013) mendatang.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Maksud kedatangan sembilan kasek di Negeri Singa ini tak lain untuk mengikuti studi banding di sejumlah sekolah di sana.

Kepala SMPN 3 Klaten, Sunarto, yang akan ikut serta dalam kegiatan itu mengatakan studi banding tersebut merupakan salah satu upaya peningkatan kompetensi guru. Dia menjelaskan, semua kasek yang ikut serta ke Singapura merupakan guru yang sudah besertifikat kompetensi. Dia mengakui, guru yang sudah besertifikat kompetensi memiliki kewajiban untuk meningkatkan kompetensi sebagaimana tuntutan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Ini adalah wujud kesadaran kami untuk meningkatkan kompetensi yang kami miliki. Kami ingin melihat pembelajar SMP di sana seperti apa. Pasti ada program peningkatan mutu pendidikan yang tidak ditemukan di sini. Selama itu bermanfaat untuk peningkatan mutu pendidikan, program itu bisa diterapkan di sekolah kami masing-masing,” papar Sunarto saat dihubungi Solopos.com, Kamis (14/2/2013).

Sunarto menegaskan bahwa studi banding tersebut merupakan inisiatif sendiri dari para kasek. Dia membantah anggapan bahwa kegiatan itu didanai dari APBD Kabupaten Klaten atau sekolah. Menurutnya, studi banding itu menggunakan dana pribadi masing-masing kasek yang bersumber dari tunjangan profesi yang diterima setiap bulan.

“Sepeser pun, tidak ada dana dari APBD. Kami tidak mengutak-utik APBD. Semuanya murni 100% dana pribadi. Bukan dari APBD atau sekolah,” tegas Sunarto.

Rencana studi banding ke Singapura itu tercium saat para kasek mengurus pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Jogja.

Berdasarkan sumber  yang tidak ingin disebutkan namanya, sejumlah kasek SMP itu tepergok dirinya saat ingin mengantarkan kakaknya mengurus paspor di Kantor Imigrasi Jogja, Kamis pagi.

“Saya tidak tahu apakah mereka berangkat menggunakan dana APBD, BOS, tarikan dari siswa atau memang dana pribadi. Sekarang RSBI [Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional] sudah dibubarkan oleh MK. Untuk apa mereka pergi ke luar negeri.,” ujar sumber.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya