SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Harga beras Indonesia ternyata lebih mahal ketimbang harga beras Thailand dan Vietnam, dengan kualitas beras yang sama.

Anggota Komisi IV DPR Rofi Munawar menjelaskan, tingginya harga beras Indonesia ini menimbulkan kerentanan, apalagi bila melampaui ambang batas daya tahan masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sejak awal 2010, harga beras medium nasional rata-rata masih Rp 6.324 per kg, kemudian di Oktober mencapai Rp 6.655 per kg. Pekan ini harga beras medium rata-rata nasional mencapai Rp 6.840 per kg dan bukan tidak mungkin akan terus merangkak naik,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (29/11).

Karena itu Bulog harus bertindak cepat. Operasi pasar di beberapa titik strategis harus segera dilakukan guna meredam tren kenaikan harga. “Perlu diingat harga beras merupakan komoditas yang dapat memunculkan multiplier effect terhadap kenaikan komoditas lain,” kata Rofi.

Akhir Oktober lalu, Bulog mengimpor 300 ribu ton beras dari Vietnam dengan alasan memperkuat cadangan beras, yang secara fungsional memperkuat Bulog dalam pengendalian harga.

“Namun apalah arti 300 ribu ton beras impor yang sudah terlanjut dibeli, bila beras impor tersebut tidak berfungsi maksimal mengendalikan harga di pasar,” tukas Rofi.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan menyampaikan bahwa inflasi November akan berada di kisaran 0,5%. Padahal biasanya bulan November terjadi deflasi. Ini akibat kenaikan harga beras.

dtc/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya