SOLOPOS.COM - Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Beras plastik terus dilacak jajaran kepolisian Jatim dengan menggandeng pemda setempat.

Solopos.com, SURABAYA — Di tengah maraknya isu peredaran beras plastik, Kepala Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf menyatakan tak percaya adanya beras sintetis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti kerap diberitakan Madiun Pos, belakangan hari ini, Indonesia digetarkan isu peredaran beras plastik. Di tengah maraknya isyu peredaran beras plastik itu, Rabu (27/5/2015), Kapolda Jatim sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara membahas tentang beras sintetis.

Menurut dia, di wilayah hukum yang menjadi tanggung jawabnya tidak ditemukan kasus beras sintesis laboratoris. Dengan mengabaikan fakta adanya beras-beras sintetis yang pengembangannya tengah diteliti laburatoriun-laboratorium perguruan tinggi terkemuka Indonesia, Anas Yusuf menegaskan beras sintesis itu tidak terbukti secara laboratoris.

Ekspedisi Mudik 2024

“Enggak ada [beras sintesis] di sini, aparat saya di bawah sudah berkoordinasi dengan masing-masing pemerintah daerah, dan tidak menemukannya,” katanya seusai memimpin serah terima jabatan pejabat utama dan tujuh kapolres di Mapolda Jatim, Surabaya, Rabu.

Dalam serah terima jabatan itu, perwira menengah di jajaran Polda Jatim yang mengalami pergantian adalah Kabid Humas, Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus), dan Wakapolres Surabaya. Selain itu, pergantian juga bergulir untuk tujuh Kapolres di Kediri, Jombang, Trenggalek, Banyuwangi, Tulungagung, Kota Probolinggo, dan Kabupaten Probolinggo.

“Itu isu yang enggak benar, karena hasil laboratorium untuk mengecek komposisi secara forensik pun tidak menemukannya,” kata mantan Wakabareskrim Polri tersebut. Oleh karena itu, ia menduga kasus beras sintesis itu hanya merupakan isu yang sengaja diembuskan untuk memberi tekanan kepada pemerintah.

Gandeng Pemda
Selain memantau perkembangan kasus beras sintesis itu, pihaknya juga sudah meminta jajarannya untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah guna memantau harga bahan kebutuhan pokok menjelang puasa Ramadan 1436 H.

“Mereka [Polres] akan mendata, kebutuhan pokok apa saja yang naik dan apakah kenaikan itu tergolong wajar atau ada pihak tertentu yang memanfaatkan momentum untuk kepentingan pribadi,” katanya.

Hingga kini, katanya, pihaknya menilai kenaikan harga bahan kebutuhan pokok yang terjadi masih tergolong wajar. “Apa yang ada masih sentimen pasar yang wajar,” katanya.

Namun, pihaknya juga menggelar Operasi Patuh Semeru 2015 selama 14 hari mulai 27 Mei sampai 9 Juni 2015 untuk menciptakan kondisi yang aman dan lancar menjelang Ramadan dan Lebaran 2015.

“Dalam operasi itu, kami meningkatkan perkuatan personel di lapangan untuk menciptakan kondisi yang tertib, aman, dan menekan jumlah korban kecelakaan lalu lintas. Tapi, operasi dilakukan secara persuasif,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya