SOLOPOS.COM - Farhat Abbas (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Beras plastik yang belakangan beredar membuat warga resah. Farhat Abbas yang turut mengomentari isu ini menilai beras plastik adalah upaya mafia melengserkan menteri pertanian.

Solopos.com, JAKARTA – Kabar beredarnya beras plastik ternyata juga menjadi isu yang disoroti Farhat Abbas. Pengacara kontroversial ini kembali hadir dengan kicauan khasnya mengomentari kabar ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Beras plastik adalah upaya mafia mengganti Menteri Pertanian.” tulis Farhat melalui akun@Farhatabbaslaw, Kamis (21/5/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Farhat lantas mengatakan lebih mahal harga plastik daripada harga beras. Jadi menurutnya, tidak ada gunanya beras plastik diproduksi jika membuat rugi.

“Buat apa diproduksi beras plastik selain hanya untuk menggoyang Menteri Pertanian,” lanjutnya.

Menurut Farhat, harga plastik terasa jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan beras. Karena itu, dirinya beranggapan jika ada kepentingan tersembunyi di balik isu tersebut.

Farhat menambahkan, berat antara butiran beras plastik dengan butiran beras juga berbeda. Mantan suami Nia Daniati itu pun berharap agar masyarakat lebih waspada ketika membeli bahan pokok tersebut.

“Plastik itu pembungkus makanan, bukan makanan yang dibungkus,” tandas Farhat soal beras plastik.

Dikutip Solopos.com dari Liputan6, Senin (25/5/2015), isu beras plastik pertama kali mencuat berdasarkan temuan Dewi Septiana, Warga Mutiara Gading, Bekasi, Jawa Barat yang sehari-harinya bekerja sebagai pedagang bubur dan nasi uduk.

Ia diketahui membeli beras pada 13 Mei 2015 di toko agen langganannya untuk persiapan berjualan pada  Senin, 18 Mei 2015, karena beberapa hari ke depan ada libur panjang.

Kecurigaan beras sintetis tersebut berawal dari laporan adik Dewi Septiana yang memasak beras stok miliknya saat dia sedang berada di Sukabumi pada 17 Mei.

Dari laporan tersebut, Dewi membuktikannya. Wanita Berhijab itu memasak beras yang dibelinya di agen langganan untuk dibuat bubur dan nasi uduk. Aneh, katanya, selama satu jam memasak yang biasanya sudah berubah jadi bubur, justru tidak menyatu dengan air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya