SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis Indonesia)

Ilustrasi (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis Indonesia)

JAKARTA–Produksi beras global 2012 diperkirakan akan melampaui konsumsi 2012/2013 mengakibatkan revisi pada stok yang menjadi naik 5 juta ton pada 2013, demikian hasil monitoring Pasar Beras FAO (RMM) yang diterbitkan, Senin (26/11/2012).

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

“Dibandingkan dengan tahun lalu, sisa carryover beras dunia diperkirakan akan meningkat 7% atau 10 juta ton dengan angka tertinggi hampir 170 ton.Kondisi akumulasi ini yang ke delapan kalinya dalam delapan tahun secara berturut-turut,” kata RMM tersebut.

“Akibatnya, stok beras dunia diperkirakan akan meningkat dari 33,6%  pada 2012 menjadi 35,5%  pada 2013.”

Pada Juli lalu, FAO menaikkan proyeksi produksi beras dunia 2012 sebesar 4,2 juta ton menjadi 729 juta ton atau 486 juta ton setara beras digiling [gabah kering giling], terutama karena musim 2012 telah ‘berkembang dengan memuaskan’ terutama setelah datangnya musim hujan sejak pertengahan Agustus, yang mengusir rasa khawatir bakal terulangnya kekeringan 2009 di India.

Prospek meningkat tidak hanya untuk India, tetapi juga untuk Mesir, Republik Demokratik Rakyat Korea, Filipina, Amerika Serikat dan Vietnam, sementara yang agak memburuk di Myanmar, Kolombia dan Senegal. Di Asia, di mana beras adalah makanan pokok, proyeksi produksi padi FAO akan mencapai 661 juta  atau 441 juta ton setara giling [gabah kering giling], naik 0,8% dari produksi 2011. Ini didukung oleh perluasan areal tanam dan peningkatan produksi yang sangat besar di Banglades, China, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

“Di luar India, di mana produksi turun 4%, di Kamboja, Republik Korea, Nepal dan Turki juga diperkirakan mengalami penurunan.”

Output rebound di Afrika, karena cuaca yang lebih baik, menyebabkan FAO meningkatkan perkiraan produksi daerah itu menjadi 26,4 juta ton atau 17,3 juta ton setara GKG. Namun, ini pun 4% lebih banyak dari 2011.

Sebagian besar pertumbuhan berasal dari Mesir, yang dipicu oleh harga yang bagus sehingga mendorong petani melebihi batas budi daya mereka. Namun, peningkatan juga berasal dari Mali, Ghana, Mozambik, Sierra Leone, Tanzania dan Nigeria. Prospek produksi beras di Amerika Latin dan Karibia mengalami kontraksi 6% atau 27,40 juta [18,3 juta ton GKG], akibat irigasi yang tidak memadai dan tekanan harapan margin yang rendah dari budidaya di banyak  negara di Amerika Selatan.

Di daerah lainnya, FAO mengantisipasi bahwa output Amerika Serikat akan didorong oleh rekor produktivitas, sementara Australia sedang menuju musim terbaik sejak 2006. Federasi Rusia tampaknya akan memanen tanaman bumper beras, sementara cuaca tidak menguntungkan menahan produksi di Uni Eropa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya