SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Produsen-produsen vaksin Covid-19 saat ini tengah gencar mengembangkan booster vaksin Covid-19 setelah dua dosis vaksinnya dirasa tidak cukup untuk melindungi seseorang terhadap infeksi dari varian Omicron. Data awal menunjukkan, meskipun varian tersebut dapat melewati kekebalan yang diberikan oleh dua dosis vaksin, booster dapat mengembalikan perlindungan hingga 75 persen.

Tetapi sama seperti dua dosis lainnya, booster vaksin Covid-19 juga membutuhkan waktu untuk memberikan perlindungan terbaik. Melansir Express pada Jumat (17/12/2021), booster vaksin Covid-19 kurang lebih membutuhkan waktu yang sama untuk bekerja seperti vaksin sebelumnya. Tubuh kita membutuhkan waktu untuk belajar bagaimana melawan pengganti virus yang disuntikkan dan mengembangkan kekebalan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Studi saat ini menunjukkan, ini memakan waktu antara satu dan dua pekan.  Salah satu studi yang dilakukan Pfizer misalnya, menemukan peningkatan kekebalan dari tujuh hari dan seterusnya. Dan analisis dunia nyata Pfizer sekali lagi menemukan peningkatan kekebalan dalam dua pekan.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Diduga Langgar Karantina, Tagar #ProsesHukumMulanJameela Trending

Sementara peneliti belum melakukan studi tambahan pada versi lain, mereka menggunakan mekanisme serupa.

Ketika booster vaksin Covid-19 sudah diberlakukan, orang-orang mungkin akan memiliki peluang lebih rendah untuk tertular Covid-19 dan mengalami infeksi parah, meskipun mereka masih bisa tertular virus. Beberapa negara di dunia saat ini tengah memperluas program boosternya ke lebih banyak orang. Di Inggris misalnya, meskipun sebelumnya booster difokuskan pada orang dewasa yang lebih tua, khususnya mereka yang berusia 40 tahun ke atas, semua orang yang berusia 18 tahun sekarang bisa mendapatkan booster. Sementara di Indonesia, mulai bulan depan, booster vaksin Covid-19 akan diprioritaskan untuk lansia dan orang dengan komorbid karena berisiko tinggi terhadap paparan virus corona.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut varian Omicron selain lebih cepat menular juga dapat melemahkan vaksin. Berdasarkan studi, booster Sinovac dapat menghasilkan antibodi untuk varian Omicron. Dr. Adam Prabata mengatakan kesimpulan tersebut berasal dari penelitian University of Hong Kong yang dilansir dari South China Morning Post.

Baca Juga: 17 Kontestan Positif Covid-19, Final Miss World 2021 Ditunda

“Berdasarkan pernyataan Sinovac, 94 persen (45 dari 48) orang yang telah mendapatkan booster atau dosis ke-3 vaksin Sinovac memiliki antibodi yang terdeteksi untuk melawan varian Omicron,” kata Adam @adamprabata, Kamis (16/12/2021), seperti dikutip dari Bisnis.com.

Meski begitu, Adam menuturkan belum ada detail untuk kadar antibodi dan berapa lama sejak vaksinasi booster dilakukan, sebab publikasi ilmiahnya pun belum ditemukan.  “Sayangnya, hingga saat ini pernyataan dari University of Hong Kong dan Sinovac tersebut belum bisa saya temukan artikel ilmiahnya, jadi belum dapat dibahas lebih lanjut detailnya,” ungkap Adam.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya