SOLOPOS.COM - Ilustrasi kamar kos. (Freepik)

Solopos.com, SEMARANG — Kota Semarang, Jawa Tengah adalah salah satu tujuan calon mahasiswa dari seluruh wilayah di Indonesia. Seperti diketahui, di samping menjadi pusat industri, Kota Semarang memiliki sederet universitas ternama. Lantas, berapa biaya hidup anak kos di Kota Semarang?

Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini dikelilingi deretan universitas negeri dan swasta yang menjadi pilihan para mahasiswa menimba ilmu. Salah satu pertimbangan kuliah di Semarang adalah biaya hidup yang lebih murah dibandingkan kota besar seperti Jakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meskipun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Semarang termasuk salah satu kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia. Survei biaya hidup yang dilakukan BPS setiap lima tahun sekali berdasarkan perhitungan pengeluaran per kapita menempatkan Semarang dalam urutan kelima pada daftar 10 kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia.

Hasil survei yang dirilis pada 2021 menyebutkan bahwa Semarang merupakan kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.

Rata-rata pengeluaran per kapita di Semarang mencapai Rp3.257.315. Sedangkan total rata-rata pengeluaran rumah tangganya sebesar Rp13.680.725. Lantas, berapakah biaya hidup anak kos di Semarang?

Baca juga: 5 Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Jawa Tengah, Solo Masuk?

Berdasarkan penelusuran Solopos.com dari kanal Youtube pada Selasa (10/5/2022), salah satu mahasiswa perantauan di UNNES angkatan 2017-2021, asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah bernama Ali Munthohar, menceritakan pengalamannya menimba ilmu di Semarang. Dia bertahan hidup sebagai seorang mahasiswa perantauan yang saat itu hanya memiliki uang saku yang sangat minim.

Baca juga: Kota Termahal di Jawa Tengah, Mana Hayo?

Pada semester awal, yaitu semester 1 dan 2, dia hanya mendapatkan uang saku dari orang tuanya sebesar Rp300.000/bulan. Jumlah uang saku ini sudah termasuk biaya makan dan minum sehari-hari dan biaya penggunaan listrik dan air selama satu bulan. Untuk biaya indekos, orang tuanya sudah membayar uang sewa selama satu tahun, yaitu sebesar Rp1,2 juta.

Dalam video tersebut, Ali menceritakan bagaimana dia bertahan hidup dengan uang saku yang terbilang cukup minim saat itu. Untuk biaya makan, dia hanya membeli lauk pauk dan sayur sebesar Rp10.000 untuk dua kali makan per hari. Sementara berasnya dibawa dari rumah untuk dimasak setiap hari, sehingga biaya makan lebih murah.

Selama dua semester tersebut, dia mengaku mengalami kekurangan gizi, karenaberat badannya saat itu hanya mencapai 40-50 kg. Hingga memasuki semester 3 dan 4,  uang sakunya ditambah sebanyak dua kali lipat, yaitu sebesar Rp600.000/bulan. Sejak saat itu, dia mengaku bisa makan enak dan bahkan berat badannya naik drastis dari 40 kg menjadi 90 kg.

Baca juga: Air Tiga Rasa Rajenu Kudus, Mata Air Keramat Warisan Wali

Dengan uang saku tersebut, dia setidaknya bisa makan dengan lauk lengkap seharga Rp10.000-Rp15.000 untuk satu kali makan. Saat memasuki semester kelima, dia memutuskan untuk mengambil kerja sampingan dengan menjadi guru mengaji untuk anak-anak, asisten dosen, dan juga menjual telepon pintar bekas

Hingga pada masa-masa akhir perkuliahannya, dia bisa membiayai kebutuhan sehari-hari tanpa meminta uang saku lagi dari orang tua. Bahkan untuk menekan biaya, Ali pernah menggunakan fasilitas kampus sebagai tempat tinggalnya secara gratis hingga menumpang di indekos teman-temannya.

Meskipun demikian, dia mengaku bahwa biaya hidup untuk mahasiswa di Kota Semarang tergolong cukup terjangkau. Hal itu berdasarkan pengalamannya di mana dengan uang saku yang minim, dia masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Syawalan, Warga Jepara Gelar Panjat Pinang di Pinggir Pantai

Biaya Kos

Berdasarkan penelusuran Soloposs.com, biaya menyewa indekos di Kota Semarang dari dulu sampai sekarang tidak mengalami perubahan yang signifikan. Harga satu kamar indekos tanpa kamar mandi dalam di sekitar kampus dibanderol Rp400.000-Rp600.000/bulan.

Sedangkan kamar indekos dengan fasilitas kamar mandi dalam harganya sekitar Rp500.000-Rp700.000 per bulan. Sementara indekos yang lengkap dengan AC harga sewanya sekitar Rp1,25-Rp1,5 juta per bulan. Ukuran kamarnya pun tidak terlalu besar, yakni 3×3 meter.

Inflasi di Kota Semarang

Sementara itu, dihimpun dari sebuah publikasi berjudul Jawa Tengah Dalam Angka 2022 yang dipublikasikan  Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Semarang tergolong cukup tinggi. Tingginya inflasi di Semarang ini membuat naiknya harga-harga konsumen sehingga membuat biaya hidup sehari-sehari juga ikut tinggi.

Tingginya IHK ini tentunya membuat daya beli masyarakat menurun sehingga dalam upaya untuk menekan laju inflasi, para  pelaku industri berupaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat dengan menurunkan harga.

Baca juga: Asal Usul Pantai Ayah Kebumen, Pintu Gerbang Kerajaan Nyi Roro Kidul

Berdasarkan data, laju Inflasi IHK  di Kota Semarang untuk kategori makanan,minuman dan tembakau tertinggi mencapai 2,06 dengan nilai IHK sebesar 112,80 pada bulan Desember 2021, hal ini dikarenakan dampak dari inflasi IHK secara keseluruhan di Jawa Tengah.

Sementara itu, nilai IHK di Kota Semarang untuk kategori yang sama berada di angka rata-rata 111 setiap bulannya. Sedangkan laju IHK di Jawa Tengah pada bulan Desember 2021 berada pada angka 0,64 dengan nilai IHK sebesar 107. Sedangkan tingkat inflasi pada Desember 2021 sebesar 1,70%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya