SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani mengairi lahan pertanian dengan mesin penyedot air yang dimodifikasi menggunakan gas elpiji sebagai bahan bakar. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN- Mencetak sawah baru di Sleman tidaklah mudah, dan biaya yang diperlukan juga tidak sedikit.

Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Widi Sutikno mengungkapkan membuat sawah baru tidaklah mudah.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

“Biayanya juga mahal. Untuk menyiapkan saluran irigasi dan sebagainya bisa butuh Rp30juta per hektare,” ucap Widi, Rabu (10/9/2014).

“Tidak mungkin sawah bertambah, kecuali menunda dan mengendalikan alih fungsi ladan,” lanjut Widi.

Dia sendiri mengaku pihaknya mencatat luas lahan pertanian di Sleman sekitar 22.623 hektare pada 2013 lalu. Menurutnya, perbedaan dengan data versi DPPD terjadi karena banyak warga yang mengalihfungsikan lahannya tanpa mengurus perizinan.

Kepala DPPD Kabupaten Sleman, Purwatno Widodo mengatakan, alih fungsi adalah sebuah kebutuhan yang tidak bisa dihentikan. “Namun kami bisa menata dan mengendalikan melalui mekanisme perizinan,” paparnya.

Dia juga mengatakan izin dikeluarkan dengan mempertimbangkan aspek tata ruang, lingkungan, sosial dan budaya, ekonomi, serta fungsi kawasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya