SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sobat Gaul. Dewasa ini makin kerap kita jumpai berbagai macam tren dan mode di kalangan remaja. Derasnya globalisasi jadi salah satu penyebab  perkembangan style di Tanah Air.

Alhasil banyak pula kawula muda yang ngikut-ngikut mode yang lagi ngetren. Tak sedikit pula yang merasa minder bila tak berpenampilan seperti sesuai tren.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bila latah nuruti mode, apa jadinya ya bila penampilan kita enggak ada bedanya dengan orang lain. Lagi asyik-asyiknya nongkrong di mal atau city walk, eh ternyata ada orang memakai baju yang sama persis dengan yang Sobat Gaul pakai.

Bisa saja Sobat Gaul jadi gregetan dan ke-pede¬-¬anmu ngedrop. Bagi yang cuek abis mungkin enggak masalah. Tapi kalau masih ingin jaga gengsi, peristiwa seperti itu pasti pengen selalu dihindari.

Nah, salah satu caranya adalah dengan selalu tampil beda dari biasa dipakai orang lain. Tapi enggak perlu yang aneh-aneh kayak Lady Gaga atau Katy Perri ya, cukup beli baju yang jarang dibeli orang.

Yuni Asri Mulyaning Tyas, siswi Kelas IXA SMPN 2 Solo ini mengaku tidak terlalu mengikuti tren yang sedang marak diperbincangkan. Gadis yang akrab disapa Tyas ini lebih menyukai style biasa saja, enggak norak dan sesuai dengan umur.

“Sekarang kan banyak tuh remaja putri yang kalau kemana-mana dandan metropolis. Tapi malah jadi enggak cocok sama umurnya. Jadi kaya tante-tante gitu, ” ujar cewek yang bertempat tinggal di Kelurahan Manahan ini.

Tyas merasa lebih nyaman bila bepergian mengenakan kaos dan celana jins. Pakai dress sesekali dikenakannya. Kalo soal gaya rambut, cewek yang satu ini suka banget dengan model potongan shaggy yang menurutnya cocok dengan bentuk wajahnya. Gadis kelahiran Solo, 6 Juni 1997 ini mengaku paling menyukai style Widy Vierra.

Dia menilai banyak remaja di Kota Solo yang sudah termakan tren. “Kalo menurutku sih yang terpenting yakni kenyamanan saat berpenampilan. Jangan terlalu terpaku pada tren mode. Berpenampilanlah apa adanya.”

Ridho Magatama Pangestu siswa SMKN 2 Solo ini menilai style bukanlah simbol kemewahan atau ajang menunjukkan strata sosial.

“Misalnya jangan sampai deh kita mengaku anak hardcore cuma biar dibilang keren tapi kalo ternyata bernyali hello kitty,” tegas cowok yang baru saja merayakan ulang tahunnya ke-19 pada 3 Maret lalu. Singkat kata, kedua Sobat Gaul ini bepesan soal mode be your self aja gak perlu berpenampilan neka-neka yang penting sopan, enak dipandang.

Kunci terpenting dalam bergaul adalah kepribadian. Dalam hal berbusana, yang jadi nomor satu adalah kenyamanan dan kesopanan. Enggak ada gunanya dong tampil modis kalau kita sendiri enggak nyaman dalam memakainya. Jangan terlalu terpancang pada suatu tren.

Yudistira Y, Kusuma WP–Wasis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya