SOLOPOS.COM - Ilustrasi ODHA. (Freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Orang dengan human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome (ODHA) di Wonogiri perlu bersikap terbuka dengan status penyakit yang diidapnya kepada orang lain, minimal dengan keluarga. Selain dapat membantu memudahkan penanggulangan HIV/AIDS, kualitas hidup ODHA di Wonogiri yang terbuka dengan status penyakit yang diidapnya dinilai cukup baik.

Penelitian yang dilakukan Direktur Akademi Keperawatan (Akper) Giri Satria Husada Wonogiri, Sri Handayani dan tim tentang kualitas hidup ODHA di Wonogiri pada 2017 menyebutkan kualitas hidup ODHA yang terbuka dengan statusnya memiliki skor rata-rata 13 poin. Hal itu berarti kualitas hidup mereka berada di taraf intermediate atau menengah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam penelitian tersebut, taraf kualitas hidup dibagi menjadi tiga, yaitu rendah dengan skor 4-9,9 poin, menengah dengan skor 10-14,9 poin, dan tinggi dengan skor 15-20 poin.

“Penelitian ini dilakukan di volantary counseling dan testing (VCT) RS Soediran Mangun Sumarso Wonogiri terhadap sampling ODHA sebanyak 39 yang tergabung dalam Kelompok Dukung Sebaya (KDS) Gajah Mungkur Wonogiri. Artinya mereka yang tersampling merupakan ODHA yang telah terbuka dengan statusnya. Mereka yang secara rutin konseling di rumah sakit,” kata Sri Handayani kepada Solopos.com di Akper Giri Satria Husada pekan lalu.

Perempuan yang kerap disapa Handa itu menjelaskan kualitas hidup adalah persepsi individu tentang posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai di tempat mereka hidup. Selain itu, kualitas hidup berkaitan dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatian hidup.

Baca Juga: Penanggulangan HIV di Wonogiri Masih Terkendala Stigmatisasi

ODHA dalam penelitian ini berusia rata-rata 37-40 tahun. Sebanyak 18% partisipan berstatus lajang, 59% menikah, dan 23 janda atau duda.

Berdasarkan taraf pendidikan, sebanyak 79,5% resonden berpendidikan tinggi dan 23,5% responden berpendidikan rendah. Sementara itu, berdasarkan jenis kelamin, 59% partisipan laki-laki dan 41% perempuan.

Dalam penelitian ini pula, ada enam domain kualitas hidup, yakni domain hubungan sosial, psikologi, lingkungan, spiritual, fisik, dan level kemandirian.

“Di semua domain itu, rata-rata ODHA memiliki poin 13, hanya beda koma. Ini menunjukkan kualitas hidup mereka berada pada level intermediate. Menariknya, domain dengan rata-rata poin paling tinggi adalah domain hubungan sosial, yaitu 13,59 poin. Ini membantah asumsi jika ODHA memiliki hubungan sosial yang buruk,” ujar dia.

Baca Juga: Daftar Agenda Donor Darah PMI Wonogiri Sepanjang Desember 2022

Menurut Handa, hasil itu bisa muncul lantaran sampel ODHA yang ia teliti merupakan mereka yang tergabung dalam KDS. Itu berarti mereka sudah terbuka dengan status penyakit yang diidapnya.

“Namun, saya belum bisa menyebutkan bahwa ODHA yang tidak terbuka dengan statusnya maka kualitas hidup mereka lebih rendah. Itu masih perlu penelitian. Yang jelas ODHA yang terbuka dengan statusnya menunjukkan kualitas hidupnya cukup baik,” katanya.

Sejalan dengan penelitian itu, Ketua KDS Gajah Mungkur Wonogiri, Ahmad Sulistyo, mengungkapkan ODHA yang terbuka dengan penyakit yang diidap, minimal dengan keluarganya, memiliki kualitas hidup yang cukup baik. Bahkan mereka hidup sebagaimana orang normal.

Mereka memiliki kesempatan yang sama memiliki kualitas hidup seperti orang pada umumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya