SOLOPOS.COM - Petugas di pos pendakian Gunung Lawu melalui Ceto mengecek suhu tubuh calon pendaki di pintu masuk jalur pendakian, Sabtu (4/7/2020). (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR--Pemkab Karanganyar mengurungkan rencana membahas pembatasan jumlah pendaki ke Gunung Lawu selama pandemi Covid-19.

Beberapa waktu lalu, Polres Karanganyar mengusulkan pembatasan jumlah pendaki di setiap jalur pendakian ke Gunung Lawu di wilayah Kabupaten Karanganyar. Polres mengusulkan 100 orang per hari di setiap jalur pendakian ke Gunung Lawu. Usulan itu mengemuka pascakejadian pendaki asal Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, ditemukan meninggal di area Gegerboyo Gunung Lawu Senin (6/7/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembatasan jumlah pendaki merupakan salah satu upaya mempertimbangkan aspek keamanan dan kenyamanan pendaki di puncak Gunung Lawu maupun saat berkemah. Polres juga mengingatkan pengelola jalur pendakian ke Gunung Lawu mengatur teknis pendakian.

Update Covid-19 Karanganyar: Delapan Sembuh, tetapi Enam Orang Positif

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar menyampaikan belum jadi melaksanakan rapat koordinasi dengan sejumlah pihak terkait. Rencana rapat membahas usulan pembatasan jumlah pendaki di setiap jalur pendakian yang semula 500 orang menjadi 100 orang.

"Tetapi setelah kami cek, jumlah pendaki yang naik ke Gunung Lawu pascakejadian itu berangsur-angsur turun. Hari biasa itu 50-100 orang per hari. Kalau Sabtu dan Minggu itu 200-an orang ya per hari. Kembali normal. Jadi ya saya kira tidak perlu melakukan rapat dan pembatasan," kata Titis saat berbincang dengan wartawan di sela-sela menghadiri acara di Sekipan, Tawangmangu, Kamis (23/7/2020).

Awal Juli lalu jumlah pendaki ke Gunung Lawu mencapai ribuan orang pada akhir pekan. Mereka naik dari jalur pendakian resmi di Gunung Lawu. Titis memprediksi jumlah pendaki Gunung Lawu membeludak karena belum semua pendakian ke gunung di Pulau Jawa dibuka selama pandemi Covid-19. Dugaan lain mengarah kepada pendaki yang ingin memotret keindahan tanaman di Gunung Lawu tertutup lapisan es.

Lewat Colomadu Enggak Pakai Masker? Siap-Siap Hafalkan Pancasila, Push Up, hingga Squat Jump

"Waktu itu kan baru dibuka [jalur pendakian ke Gunung Lawu]. Lalu pas ada informasi tanaman di Gunung Lawu tertutup lapisan es. Itu siklus tahunan, sejumlah pencinta alam mengejar. Pendakian ke gunung lain belum dibuka padahal orang sudah pengin mendaki. Setelah itu pendakian kembali landai, jadi kami enggak perlu membatasi jumlah pendaki," tutur dia.

 

Pendaki Pemula

Tetapi, Disparpora selaku pengelola jalur pendakian ke Gunung Lawu menyampaikan akan terus memantau jumlah pendaki per hari. Di sisi lain, Disparpora tetap membatasi akses pendaki pemula dan pendaki di bawah usia 18 tahun. Disparpora mengeluarkan surat perihal keputusan itu dan telah menyosialisasikan ke setiap jalur pendakian ke Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar.

"Pembatasan usia 18 tahun tetap berjalan. Itu berkaitan dengan standar kedewasaan. Sampai usia berapa? Usia produktif dan kuat [mendaki]. Kalau usia 60 tahun dan masih fit kemudian sanggup naik gunung, mangga saja. Tapi kalau usia 40 tahun dan enggak kuat ya jangan naik," tutur dia.

Menkes Terawan Berkantor di Semarang, Bantu Atasi Corona di Jateng

Titis menyampaikan rapat koordinasi dalam waktu dekat akan dilakukan berkaitan dengan aktivitas pendakian menjelang peringatan HUT RI setiap 17 Agustus. Selain itu, pengelola Gunung Lawu juga mengantisipasi pendaki ritual yang naik gunung pada malam 1 Sura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya