SOLOPOS.COM - Calhaj berkonsultasi tentang keberangakatan haji di Pusat Pelayanan Haji dan Umrah Terpadu Kantor Kemenag Wonogiri, Senin (29/5/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI —  Sebanyak 457 calon haji atau calhaj asal Wonogiri bakal diberangkatkan ke Mekkah melalui Embarkasi Solo Asrama Haji Donohudan Boyolali pada Sabtu (10/6/2023).

Sekitar 30% calhaj tersebut masuk dalam golongan berisiko tinggi sehingga mendapatkan pengawasan lebih ketat terkait kesehatan mereka. Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor Kemenag Wonogiri, Partoyo, mengatakan jumlah calhaj yang sudah ditentukan akan berangkat ke Mekkah, Arab Saudi, ada 457 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka dipastikan berangkat karena sudah memenuhi berbagai syarat keberangkatan seperti melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) dan dinyatakan lolos pemeriksaan kesehatan.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 30% lebih atau sekitar 140 calhaj asal Wonogiri masuk golongan berisiko tinggi secara kesehatan. Mereka merupakan calhaj yang berusia di atas 65 tahun.

Meski telah lolos serangkaian pemeriksaan dan dinyatakan mampu berhaji, mereka tetap berisiko tinggi. Oleh karena itu, sejumlah persiapan keberangkatan para calhaj itu pun sudah dilakukan secara matang. Hal itu untuk meminimalkan risiko calhaj sakit saat menjalankan haji.

“Ada sekitar 30% calhaj yang masuk dalam kategori risiko tinggi. Mereka berusia lebih dari 65 tahun. Sebanyak 61 orang di antaranya harus dilakukan pemeriksaan di rumah sakit umum karena perlu tes kesehatan lebih dari yang lain. Sementara calhaj lain cukup di layanan kesehatan seperti puskesmas,” kata Partoyo saat ditemui Solopos.com di Kantor Kemenag Wonogiri, Senin (29/5/2023).

Partoyo menyampaikan pemeriksaan kesehatan kepada calhaj dilakukan secara ketat. Tahapan pemeriksaan ini menjadi penentu apakah mereka layak menjalankan ibadah haji atau tidak.

Apabila dinyatakan tidak layak dari sisi kesehatan, calhaj tersebut tidak diizinkan berangkat meski sudah melunasi biaya haji. Biaya haji itu akan dikembalikan.

Terbagi 2 Kloter

Menurut dia, ihwal kesehatan calhaj termasuk dari Wonogiri tidak bisa diremehkan. Sebab ibadah haji membutuhkan tenaga ekstra. Jemaah calon haji yang yang kondisi kesehatannya lemah akan kesulitan menjalankan setiap proses haji.

Apalagi kondisi cuaca di Arab Saudi berbeda dengan Indonesia. “Maka obatan-obatan pribadi yang menunjang kesehatan jemaah haji perlu dibawa. Kadang ada calhaj yang rentan sekali, tetapi memaksa untuk berangkat karena ia merasa mampu,” ucapnya.

Partoyo melanjutkan calhaj asal Wonogiri bakal masuk ke Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali dalam dua kelompok terbang (kloter), yaitu kloter 59 dan 60 pada Sabtu (10/6/2023).

Kloter 59 berjumlah 115 calhaj dan kloter 60 sejumlah 339 calhaj. Para calhaj asal Wonogiri akan diberangkatkan bersama ke AHD Boyolali dari Pendopo Rumah Bupati Wonogiri.

Menurut dia, sebanyak 457 calhaj itu terdiri atas calhaj reguler, cadangan I dan II, dan petugas pendamping. Sebelum berangkat, mereka sudah mengikuti manasik haji di tingkat kecamatan sebanyak enam kali dan kabupaten dua kali.

“Kami berharap keluarga dari para calhaj mengantar calhaj dari pendapa saja, tidak perlu sampai ke embarkasi. Selain itu, rombongan pengantar dari kecamatan kalau bisa menaiki satu bus saja ke pendapa. Ini biar tidak terlalu ramai,” ujap Partoyo.

Dia menambahkan jumlah calhaj dari Wonogiri pada 2023 ini merupakan yang terbanyak selama ini. Dari tahun ke tahun, jumlah calhaj asal Wonogiri meningkat.

Kepala Kantor Kemenag Wonogiri, Anif Solikhin, mengatakan tahun ini memang banyak calhaj dari kalangan lansia. Hal itu lantaran selama tiga tahun terakhir, ibadah haji dibatasi bagi lansia akibat pandemi Covid-19.

Mereka para lansia yang tertunda berangkat karena tekendala pandemi akhirnya banyak yang berangkat pada 2023 ini. Para calhaj lansia ini masuk dalam dalam kategori rentan karena fisik mereka cukup lemah. Di Wonogiri ada 22 calhaj yang menggunakan kursi roda dan semuanya calhaj lansia.

“Pemeriksaan kesehatan cukup ketat di bawah tanggung jawab Dinas Kesehatan. Ada satu calhaj yang dinyatakan gagal berangkat karena setelah pemeriksaan kesehatan, dia dinilai tidak memungkinkan untuk menjalankan haji selama 40 hari. Informasinya, calhaj yang gagal berangkat itu karena harus menjalani cuci darah setiap dua pekan,” kata Anif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya