SOLOPOS.COM - Seorang tamu VIP memeriksa cerobong bahan bakar pada mesin blower pengeringan gabah berkapasitas 30 ton di Penggilingan Padi UD Sumber Lestari Ngembatpadas, Gemolong, Sragen, Selasa (7/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pengusaha penggilingan padi di Kelurahan Ngembatpadas, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Triyono, mengaku bisa menghemat biaya produksi lebih dari 50% setelah menggunakan listrik berdaya 2.000 VA. Sebelumnya ia menggunakan diesel untuk menyalakan dua mesin pengering gabah dengan kapasitas total 50 ton.

Usaha penggilingan padi menjadi beras ini sudah dirintis Triyono sejak 2019. Saat masih menggunakan disel, Triyono mengaku biaya produksinya tinggi. Setelah beralih ke listrik, ujar dia, ternyata bisa hemat lebih dari 50%.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Kalau pakai mesin disel dalam sehari membutuhkan Rp400.000-Rp500.000. Setelah saya beralih ke listrik ternyata lebih hemat karena hanya habis Rp200.000 per hari,” jelas Triyono saat berbincang dengan wartawan di pabrik penggilingan padinya, Selasa (7/3/2023).

Baru mesin pengering gabah yang ia gunakan listrik untuk menggerakkannya. Sedangkan mesin penggilingan padi menjadi beras masih menggunakan mesin disel. Listrik berdaya 2.000 VA cukup untuk menggerakkan dua unit mesin pengering Triyono.

Kapasitas produksi penggilingan padinya mencapai 10-12 ton per hari. Dia mendapatkan gabah-gabah dari penebas di Sragen, Sukoharjo, Cepu, Sukoharjo, dan wilayah lain dengan  harga gabah kering panen (GKP) Rp5.000/kg. Setelah dalam bentuk beras ia jual Rp10.000 per kg dengan kualitas beras medium super. Ia memasarkan beras itu ke Salatiga, Wonosobo, Jogja, Sukabumi, Bandung, hingga Bekasi.

Senior Manager Niaga dan Management Pelanggan PLN Unit Induk Distribusi Jateng dan DIY, Ari Prasetyo Nugroho, menerangkan penggunaan listrik untuk pertanian memiliki banyak kelebihan. Di antaranya biaya lebih murah, lebih mudah dalam mengoperasikan, tidak ada biaya pemeliharaan jaringan listrik karena ditanggung PLN.

“Listrik ini energi bersih. Sekarang listrik 100% menjangkau seluruh desa di Jateng dan DIY. Terkadang ada sekelompok rumah baru yang belum ada listrik sehingga bisa langsung diusulkan ke PLN langsung dilayani,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya