SOLOPOS.COM - Panen raya padi varietas Inpari 30 di Jombang, Rabu (4/11/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Pemerintah Daerah (Pemda) DIY terus mengajak petani untuk menggunakan benih varietas baru, Inpari 30

 
Harianjogja.com, JOGJA–Memasuki masa tanam, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY terus mengajak petani untuk menggunakan benih varietas baru, Inpari 30, yang memiliki umur lebih pendek agar produksi semakin meningkat.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Namun, belum semua soko gurunya pembangunan itu mau berpindah. Sebab mereka ingin bukti terlebih terlebih dahulu sebelum berpindah ke bibit lain.

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko mengatakan, dirinya selalu berusaha memberikan pengertian kepada petani agar mereka mau menggunakan Inpari 30. Benih dengan varietas tersebut, berumur pendek, sekitar 111 hari, sehingga bisa lebih cepat dipanen.

Hal itu otomatis akan membuat produksi padi terus meningkat. Apalagi saat ini pemerintah memang fokus meningkatkan produksi. “Ini yang kami oyak-oyak terus,” katanya di Kompleks Kepatihan, Rabu (15/11/2017).

Untuk meningkatkan produksi, cara lain yang ditempuh Dinas Pertanian DIY adalah dengan cara merubah cara bercocok tanam. Petani diarahkan untuk bergeser dari sistem tegel ke jajar legowo. Tegel adalah cara menanam padi dengan susunan seperti layaknya tegel rumah. Dimana jarak sisinya sama persis.

Sedangkan sistem tanam jajar legowo merupakan cara tanam padi sawah dengan pola beberapa barisan tanaman yang diselingi satu barisan kosong.

Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam barisan. Sasongko mengutarakan, cara itu akan membuat benih yang ditanam bisa lebih banyak. Dan akan membuat sinar matahari bergerak lebih leluasa. Akhirnya tanaman pun akan menjadi semakin subur.

“Kalau ditanam sekarang, akhir Januari sudah bisa dipanen. Saya juga menghimbau petani untuk mulai menanam karena saat ini sudah masuk musim hujan. Air adalah sahabat, jadi jangan sampai ketinggalan momennya,” ucapnya kepada para wartawan.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian DIY Yektining Rahajeng mengutarakan, belum semua petani mau beralih ke Inpari 30 karena masih betah menggunakan benih jenis Ciherang. Padahal, jika menggunakan benih varietas baru tersebut, ia menyatakan indeks penanaman lahan akan meningkat, dari misalnya hanya dua kali panen menjadi tiga kali karena umurnya yang lebih pendek. Ciherang sendiri bisa butuh waktu hingga 125 hari untuk dipanen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya