SOLOPOS.COM - ilustrasi mal atau pusat perbelanjaan (freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Pengelola mal atau pusat perbelanjaan yang tergabung dalam APPBI (Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia) mengeluhkan kepada Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan terkait adanya pembatasan barang impor yang mendorong masyarakat untuk berbelanja melalui jasa titipan atau jastip.

Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja melihat adanya pembatasan barang impor dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan kelangkaan persediaan barang di banyak toko di pusat perbelanjaan (mal).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Pada akhirnya telah mendorong belanja melalui jastip dan juga mendorong belanja di luar negeri karena saat ini pemerintah telah melonggarkan untuk bepergian ke luar negeri,” kata Alphonzus, Selasa (5/7/2022).

Jastip sendiri merupakan suatu bisnis yang memungkinkan seseorang untuk menitip pembelian barang kepada penyedia jasa di suatu negara tertentu.

Alphonzus melihat adanya bisnis tersebut merugikan baik bagi pengelola mal, ritel, maupun Indonesia itu sendiri. “Belanja melalui jastip dan belanja di luar negeri tentunya merugikan kami sendiri dari berbagai sisi terutama dari sisi perpajakan,” ujarnya.

Baca Juga : Tiga Manfaat Penggunaan PLTS Atap di Sektor Bisnis

Untuk itu, APPBI meminta kepada Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, untuk memilah pembatasan impor dan tidak menyamaratakan untuk semua kategori produk/barang.

Pasalnya, pemerintah kini tengah melakukan pembatasan impor untuk mendorong produk dalam negeri khususnya UMKM.

Meski demikian, dalam diskusi Kemendag dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan APPBI, Alphonzus menyampaikan tetap berkomitmen dan konsisten untuk mendorong kemajuan produk dalam negeri dan UMKM untuk masuk ke pusat perbelanjaan.

Di sisi lain, APPBI mendukung rencana pemerintah menjadikan vaksin booster sebagai syarat masuk mal atau pusat perbelanjaan untuk menekan penyebaran Covid-19 yang mulai menunjukkan tren kenaikan.

Baca Juga: Butuh SPG, Hemat Waktu & Biaya Ini Caranya

Alphonzus Widjaja memperkirakan meskipun ada kenaikan kasus Covid-19, tapi dampak yang terjadi tidak akan separah pada periode sebelumnya.

“Terkendalinya penyebaran Covid-19 pada saat Ramadan dan Idulfitri serta pasca Idulfitri telah mendorong pergerakan usaha yang cukup signifikan meskipun saat ini mulai terjadi kembali peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 tetapi diperkirakan dampaknya tidak akan seberat yang lalu,” kata Alphonzus, Selasa (5/7/2022).

Alphonzus juga mengaku optimistis rata-rata tingkat kunjungan atau okupansi pada 2022 akan jauh lebih baik dari capaian 2020 yang kala itu hanya sekitar 50 persen dan pada 2021 sekitar 60 persen.

Baca Juga: Harga Tanah di Solo Capai Rp65 Juta/M2, di Mana Lokasinya?

“Diperkirakan rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan pada 2022 adalah sekitar 80-90 persen yang mana adalah jauh lebih baik dari capaian 2020 dan 2021,” ujarnya. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa APPBI mendukung rencana pemerintah menjadikan vaksin booster sebagai syarat masuk area publik seperti pusat perbelanjaan dan perkantoran.

Alphonzus menyampaikan pihaknya akan terus mendukung dan berpartisipasi dalam percepatan vaksinasi, khususnya booster. Hadirnya sentra vaksinasi di mal menambah minat masyarakat untuk vaksin sekaligus berkunjung dan berbelanja di pusat perbelanjaan tersebut.

“Dengan penyelenggaraan sentra vaksinasi di pusat perbelanjaan sekaligus juga akan mendorong masyarakat berkunjung ke pusat perbelanjaan untuk berbelanja sekaligus vaksinasi ataupun sebaliknya yaitu vaksinasi sekaligus berbelanja,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya