SOLOPOS.COM - Polisi dan demonstran bentrok di Kiev Minggu (19/1/2014). (JIBI/Solopos/Reuters/Gleb Garanich)

Solopos.com, KIEV — Bentrokan antara para demonstran dan polisi pecah di pusat Kota Kiev, Ibu Kota Ukraina, Minggu (19/1/2014). Bentrokan berdarah tersebut berawal saat para demonstran anti Presiden Ukraina, Victor Yanukovich, menggelar protes menentang undang-undang yang membatasi unjuk rasa di jalan.

Seperti dilansir Detik, Minggu pagi, belasan ribu pengunjuk rasa bergerak dari Alun-alun Kemerdekaan Kiev menuju gedung parlemen dan berupaya menduduki gedung itu. Pemimpin politisi yang juga mantan juara kelas berat tinju dunia, Vitali Klitschko, meminta agar pengunjuk rasa tetap tenang dalam perjalanan menuju gedung parlemen.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Namun ketegangan meningkat setelah polisi antihuru-hara menutup jalanan yang akan dilalui demonstran untuk menerobos barikade polisi dengan bersenjatakan tongkat. Menjelang malam hari, para demonstran membakar sebuah mobil polisi dan bus. Mereka juga serta melempar batu dan bom molotov ke arah pasukan keamanan.Wartawan BBC di Kiev, David Stern, melaporkan polisi melempar granat kejut untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Kantor Berita Antara melaporkan puluhan demonstran mengalami luka-luka dalam insiden itu.

Presiden Ukraina Viktor Yanukovich memberlakukan undang-undang yang membatasi unjuk rasa setelah para penentangnya menggelar serangkaian protes terkait penolakan Yanukovich atas kesepakatan perdagangan dan ekonomi dengan Uni Eropa. Sebagian demonstran bertahan di perkemahan di alun-alun tersebut sejak dua bulan lalu.

Amerika Serikat dan Uni Eropa sudah menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas pemberlakuang undang-undang tersebut. Gedung Putih, Minggu, menyerukan agar kekerasan di Ukraina segera dihentikan dan menyatakan kemungkinan adanya sanksi bagi Ukraina.

“Kami sangat khawatir dengan kekerasan yang terjadi hari ini di jalan-jalan Kiev dan mendesak semua pihak untuk segera menurunkan suasana,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Caitlin Hayden. “Ketegangan yang meningkat di Ukraina adalah konsekuensi langsung dari kegagalan pemerintah untuk mendengar keluhan rakyat.”

Hayden mengatakan Pemerintah Ukraina berupaya melemahkan dasar-dasar demokrasi dengan melakukan kriminalisasi terhadap aksi damai. Gedung Putih juga menganggap Ukraina mencopot kunci demokrasi masyarakat dan lawan politik yang dilindungi undang-undang.

Pemerintah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, juga mengulangi seruan agar pemerintah melakukan pembicaraan dengan pihak oposisi. “Kami mendesak pemerintah Ukraina untuk mengambil langkah-langkah yang lebih baik bagi Ukraina, termasuk mencabut aturan anti-demokrasi yang disahkan sebagai undang-undang baru-baru ini, menarik polisi anti huru-hara dari pusat kota Kiev dan memulai dialog politik dengan pihak oposisi,” kata Hayden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya