SOLOPOS.COM - Warga dan polisi mengevakuasi Yusi Dika Avanda, 19, warga Sukoharjo yang menjadi korban dalam bentrok antarmassa di Jl Adisucipto, Manahan, Solo, Selasa (18/11/2014) dini hari. Ia dilarikan ke RS Brayat Minulto untuk mendapat perawatan atas luka-luka yang dideritanya. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Perseteruan berdarah antara perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan organisasi Barisan Muda Indonesia (BMI) yang mewarnai dinamika Kota Solo dalam dua hari terakhir, Senin-Selasa (17-18/11/2014), bermuara di meja perundingan.

Tak tanggung-tanggung, mediator perundingan itu adalah para pimpinan lembaga resmi daerah yang pada masa lalu lazim disebut Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida). Dalam perundingan yang dilakukan di Mapolresta Solo, Selasa malam, tampak hadir Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo selaku kepala daerah, dan Kapolresta Solo Kombes Pol. Iriansyah selaku tuan rumah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tampak hadir pula Ketua DPRD Solo Teguh Prakoso, Kasrem 074/Warastratama Letkol (Kav) Puji Setyono, Kasdim 0735/Solo Mayor (Inf) Didin Nasrudin, Kasiintel Korem 074/Warastratama Mayor (Kav) Herman Taryaman, dan Pasiintel Kodim 0735/Solo Kapten (Inf) Subardi. Sedangkan pihak berseteru diwakili Ketua Komisariat PSHT Solo K.P. Eddy Wirabhumi, dan Ketua Umum BMI Denny Nurcahyanto alias Dencis.

Persaudaraan Setia Hati Terate atau lazim disebut SH Terate merupakan perguruan silat dengan anggota yang tersebar di Soloraya hingga wilayah Jawa Timur yang berbatasan dengan Jawa Tengah. Sedangkan Barisan Muda Indonesia adalah wujud hasil metamorfosis organisasi pemuda yang pada waktu lalu kondang dengan sebutan Dewan Muda Complex atau DMC.

Massa kedua pihak terlibat bentrok berdarah setelah Senin siang, sekretariat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) BMI di Nusukan, Solo diserang oleh sekitar 20 pemuda yang menurut aktivis BMI berbusana khas identitas SH Terate. Kendati tak melakukan perlawanan kala kantor mereka dirusak, para anggota BMI itu mencoba mencegat mobil bak terbuka yang ditumpangi tiga anggota SH Terate yang melintas di kawasan Nusukan, tak jauh dari kantor BMI.

Ketiga anggota SH Terate itu baru pulang dati PN Solo, tempat berlangsungnya persidangan kasus pembunuhan anggota SH Terate yang dibantai di kawasan Nusukan. Mereka terhindar dari amuk massa karena sopir menghela kencang mobil bak terbuka yang ditumpangi ketiga anggota SH Terate itu kala ditimpuki batu oleh warga Nusukan yang diyakini aktivis atau simpatisan DMC.

Belakangan, polisi mengakui telah menangkap empat anggota SH Terate. Kondisi rumit itu melestarikan ketegangan antara dua kelompok massa tersebut yang berbuntut dengan bentrok berdarah dengan enam korban terluka—umumnya luka bacok, Senin malam hingga Selasa dini hari.

Pada Selasa petang yang diwarnai hujan, sempat beredar kabar bentrok bakal berlanjut. Namun, tak lama kemudian, beredar pula kabar para pimpinan kota mengulurkan tangan meraih perdamaian di antara mereka.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya