SOLOPOS.COM - Benteng Pendem Ambarawa (Sumber: Kemenkraf.go.id)

Solopos.com, SEMARANG — Dikenal sebagai daerah tempat terjadinya kisah penjajahan masa kolonial, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah memiliki catatan sejarah, salah satunya pertempuran Ambarawa. Oleh karena itu, Ambarawa memiliki banyak peninggalan era kolonial yang menjadi saksi bisu kisah penjajahan yang pernah terjadi, salah satunya Benteng Pendem.

Benteng Fort Willem 1 atau dikenal dengan Benteng Pendem adalah salah satu saksi bisu dari kisah penjajahan yang pernah terjadi. Benteng ini terletak di Kelurahan Lodoyong dan berjarak kurang lebih satu jam dari pusat Kota Semarang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dilansir dari kemenkraf.go.id, Jumat (8/4/2022), tidak seperti benteng peninggalan Belanda di daerah lain yang hanya bersifat monumental, Benteng Pendem masih difungsikan hingga saat ini. Menariknya, meskipun masih difungsikan, benteng ini tidak mengalami perubahan alias masih dengan kondisi yang otentik dari awal berdirinya.

Baca juga: Asale Rawa Pening di Semarang dan Legenda Bocah Jelmaan Naga

Setengah bagian dari benteng ini digunakan sebagai penjara atau Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Ambarawa dan hanya bagian sisi utara saja yang bisa dikunjungi secara bebas oleh wisatawan.

Benteng Pendem Ambarawa terdiri dari dua lantai, sama seperti pada masa penjajahan Belanda. Pengunjung hanya dapat memasuki area lantai dasar saja. Sementara bagian lantai dua dari Benteng Pendem ini digunakan sebagai tempat tinggal pegawai lapas.

Karena bangunan yang sudah tua dan rentan rapuh, maka diperlukan kehati-hatian ketika menjangkau setiap sudut bangunan ini dan pengunjung harus menaati aturan pengelola.

Sebagai bangunan peninggalan Belanda, Benteng Pendem memiliki arsitektur khas dari negara kincir angin. Dengan arsitektur benteng yang masih terjaga, tidak heran jika bangunan ini kerap dimanfaatkan sebagai latar belakang foto. Beberapa bagian yang rusak justru selalu bisa menambah kesan estetis dari sebuah foto dan menjadikannya Instagramable.

Baca juga: Diresmikan Jokowi sejak Awal 2022, Belum Semua Lapak Pasar Johar Terisi

Meskskipun keberadaanya sudah menjadi sorotan, pihak pengelola belum berniat menjadikan Benteng Pendem Ambarawa sebagai kawasan wisata sejarah. Pasalnya, karena hingga saat ini benteng ini masih sebagai bangunan lapas. Namun tidak menutup kemungkinan jika memang ada keinginan dari pengelola untuk menjadikan benteng ini sebagai wisata andalan Ambarawa.

Berdiri di Areal Persawahan

Sementara itu, dilansir dari Jatengprov.go.id, bangunan ini disebut sebagai Benteng Pendem Ambarawa karena berdiri di areal persawahan dan dipenuhi semak belukar. “Pendem” dalam Bahasa Jawa artinya tenggelam, karena benteng tersebut berada di tengah persawahan dan juga semak belukar sehingga terlihat seperti mau tenggelam.

Berdasarkan informasi dari Ketua RT 007 Desa Lodoyong, Mahmudi, mengatakan bahwa saat pembangunan, fondasi Benteng Pendem ini ditopang balok-balok kayu jati berukuran besar, sehingga bangunan ini terlihat seperti kapal karena berdiri di tengah areal persawahan yang tanahnya berawa.

Baca juga: Ini Masjid Tertua di Pekalongan, Usia 4 Abad & Punya Al-Qur’an Raksasa

Dari sisi sejarah, dulunya benteng ini diperuntukan sebagai barak, gudang logistik dan tempat tahanan perang. Ketika masuk masa kependudukan Jepang, bangunan ini dijadikan sebagai tempat tahanan. Hingga sekarang, Benteng Pendem ini menjadi rumah tahanan yang menampung sekitar 77 tahanan.

Nama resmi bangunan benteng ini diambil dari Raja Belanda, Willem Fredrik Prins Bans Onaje-Nassau yang memerintah pada era 1815-1840. Bangunan ini dibangun selama 11 tahun, dari 1834 hingga 1845 dan melibatkan ribuan pekerja.

Untuk berwisata di benteng ini, pengunjung hanya membayar tiket masuk sebesar Rp5.000 per orang. Dengan harga tersebut, pengunjung dapat dengan leluasa menikmati suasana kolonial yang sangat kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya