SOLOPOS.COM - Atlet olahraga paralayang terbang di atas Kebun Teh Kemuning pada Lomba Paralayang Nasional Ketepatan Mendarat (KTM) Paragliding Trip of Indonesia 2016 di Bukit Segoro Gunung, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Sabtu (21/5/2016). (Mariyana Ricky P.D./JIBI/Solopos)

Bengawan Travel Mart 2017 akan dilaksanakan 25-27 Agustus 2017.

Solopos.com, SOLO — Masyarakat Assosiation of South East Asian Nation (ASEAN) mulai melirik Solo sebagai lokasi liburan karena unggul dari sisi budaya. Perwakilan dari Myanmar dan Kamboja pun diundang untuk lebih mengenal Solo melalui Bengawan Solo Travel Mart (BTM) 2017.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada umumnya wisatawan ASEAN menyukai Jateng karena budaya dan agama, seperti Candi Borobudur dan Kelenteng Sam Poo Kong di Semarang. Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Solo, Daryono, menyampaikan saat perwakilan melakukan promosi ke Myanmar dan Kamboja, buyer dari negara tersebut tertarik dengan Solo.

“Selama ini yang datang ke Solo kebanyakan adalah wisatawan asal Malaysia dan Singapura. Namun pasar ASEAN cukup potensial,” ungkap Daryono saat jumpa pers di Kantor Dinas Pariwisata, Rabu (23/8/2017).

Ketua Pelaksana BTM 2017, Dyah Ratna Heryati, menyampaikan sudah ada 80 buyer yang akan datang pada acara yang diadakan pada Jumat-Minggu (25-27/8/2017). Buyer tersebut berasal dari Cirebon, Balikpapan, Bekasi, Jakarta, Surabaya, Makassar, Tangerang, Cilacap, Malaysia, Belanda, Kamboja, dan Myanmar. Sedangkan seller yang menjajakan produk dan jasa di acara tiga hari tersebut ada 60 yang tidak hanya berasal dari Solo.

“Peserta akan diajak berkeliling Solo di hari pertama dengan mengunjungi kampung batik, Mangkunegaran, Museum Keris, dan Pasar Triwindu. Setelah itu, akan diajak ke Karanganyar untuk eksplor Kemuning menggunakan jip. Harapannya buyer makin terbuka mengenai potensi wisata Solo,” ujarnya.

Dia mengungkapkan tahun ini lebih fokus di Solo dan Karanganyar karena sebelumnya sudah pernah berkunjung ke Sangiran dan Museum Karst di Wonogiri. Selain itu, Karanganyar saat ini punya destinasi wisata baru, yakni mengeksplorasi Kemuning dengan jip dan paralayang.

“Kami ingin menunjukkan kalau datang ke Solo bisa eksplor budaya dan adventure,” kata dia.

Daryono menambahkan portofolio wisatawan Indonesia kebanyakan ingin berkunjung ke alam, yakni 60% kemudian 30% adalah budaya. Oleh karena itu, dengan menyasar pasar potensial diharapkan semakin banyak wisatawan yang datang.

Lebih lanjut, Dyah mengatakan acara tersebut juga akan menggandeng penyelenggara festival lokal, seperti Festival Payung dan Solo International Performing Art (SIPA).

“Yang beda dari pelaksanaan BTM tahun lalu selain promosi event juga akan ada kegiatan ngehik di gunung dengan api unggun untuk menunjukkan aktivitas masyarakat Solo saat malam hari,” imbuhnya.

Sekretaris Dinas Pariwisata (Dinpar) Solo, Budi Sartono, menyampaikan BTM merupakan salah satu investasi untuk mendatangkan wisatawan ke Solo. Namun kegiatan tersebut juga diisi dengan kegiatan business to business (B to B) atau table top di Novotel Hotel.

“Transaksi pasti ada tapi sulit kalau sebut angka. Namun yang pasti, kegiatan ini merupakan investasi jangka panjang untuk mendatangkan wisatawan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya