SOLOPOS.COM - Tim SAR gabungan mengevakuasi warga di Dukuh Daleman, RT 007/RW 006, Desa Ngringo, Jaten, Karanganyar, yang dilanda banjir, Kamis (4/2/2021). (Istimewa/Dok. Rexzy Praseka)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Kampung yang berada di bantaran sungai Bengawan Solo yakni Dukuh Daleman, RT 007/RW 006, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah, tergenang air sejak Rabu (3/2/2021) sekitar pukul 23.10 WIB.

Hingga berita ini ditulis, Kamis (4/2/2021) pagi, air luapan Bengawan Solo masih menggenangi sejumlah rumah di Daleman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, sebanyak 20 keluarga atau sekitar 80 orang hingga 85 orang warga Daleman mengungsi akibat kejadian tersebut. Mereka mengungsi ke rumah warga di kampung terdekat.

Baca juga: Rumkitlap Benteng Vastenburg Solo Siap Beroperasi Sepekan Lagi

Ekspedisi Mudik 2024

Ketua RT 007, Budi Hadi Sutanto, menyampaikan warga mengungsi ke rumah Pardi dan Budi karena lokasi dua rumah itu lebih tinggi apabila dibandingkan perkampungan di sekitar bantaran.

"Kami mengungsi ke luar kampung, luar gapura kampung. Air kan menggenangi sampai luar kampung kami. Dua rumah yang menjadi tempat mengungsi ini posisinya lebih tinggi. Di depan rumah saja dan di garasi truk. Kebetulan truk belum masuk garasi jadi cukup untuk mengungsi," kata Budi saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Biasanya, warga akan mengungsi ke Masjid Al Maming. Tetapi, kali ini mereka memilih mengungsi ke rumah tetangga terdekat. Budi menceritakan warga mulai mengungsi pada Kamis pukul 04.00 WIB. Mereka keluar dari rumah dibantu tim SAR gabungan dari Kota Solo.

Baca juga: Banjir Rendam Wilayah Mojolaban dan Grogol Sukoharjo

"Dibawakan perahu karet. Warga keluar dari rumah dengan naik perahu karet. Karena ketinggian air mencapai lebih dari satu meter. Itu yang berada di lokasi terendah, yang dekat musala," ungkapnya.

Ketinggian Berbeda

Total 42 keluarga atau 168 orang tinggal di perkampungan di bantaran sungai Bengawan Solo. Budi menyampaikan belum semua warga mengungsi karena rumah warga yang berada di sisi selatan belum tergenang air.

Sebagai gambaran, lokasi permukiman di bantaran sungai Bengawan Solo itu memiliki ketinggian berbeda. Permukiman di sisi utara lebih rendah ketimbang selatan. Apabila terjadi luapan air sungai Bengawan Solo maka rumah di sisi utara akan terendam air terlebih dahulu.

"[Warga] lain masih di rumah masing-masing. Ada 18 keluarga lebih. Saya belum bisa mendata detail karena lokasi mengungsi berbeda-beda. Yang masih di dalam kampung karena rumah belum tergenang air. Ketinggian air masih semata kaki," jelasnya.

Baca juga: Camat Colomadu Karanganyar Surati Kadus Minta Satgas Jaga Tangga Diperkuat Lagi

Budi menceritakan sirine tanda bahaya yang dipasang di dekat musala di perkampungan itu berbunyi pukul 23.10 WIB. Sejak itu, tidak ada warga yang tidur. Menurut dia, air sungai Bengawan Solo meluap cepat.

"Airnya cepat sekali masuk kampung. Jadi ya kami tidak tidur sampai pagi. Ini sudah mulai surut meskipun sedikit. Kami sudah berkoordinasi dengan kepala dusun. Beliau juga sudah koordinasi dengan BPBD Kabupaten Karanganyar. Semoga ada sedikit bantuan setidaknya untuk makan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya