SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Sungai Bengawan Solo, Kamis (28/4) pagi, meluap tepatnya di Kelurahan Sewu, Jebres. Akibatnya puluhan rumah warga tergenang air. Berdasar pengamatan Espos, Sungai Bengawan Solo meluap di Kampung Putat RT 3/RW II dan Kampung Sidoresmi RT 3/RW VII. Di Putat jumlah rumah yang tergenang air sekitar 10 unit. Sedangkan di Sidoresmi rumah kemasukan air mencapai 15 unit. Banjir di Putat merupakan luapan langsung Sungai Bengawan Solo.

Namun banjir di Sidresmi berasal dari luapan saluran air setempat yang bermuara di Sungai Bengawan Solo. Dikarenakan debit air Bengawan tinggi, warga terpaksa menutup pintu air Sidoresmi. Tujuannya supaya air Bengawan tidak naik ke saluran air sehingga terjadi rob.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketinggian banjir di kawasan bibir sungai hampir mencapai lutut orang dewasa. Seorang warga Putat, Triyono, 37, menuturkan, air Sungai Bengawan Solo meluap Kamis pukul 03.00 WIB. Beruntung sistem peringatan dini yang dipasang di bibir sungai berbunyi ketika itu. Sehingga warga sempat menghambur keluar rumah untuk menyelamatkan harta benda.

Namun dikarenakan ketinggian air relatif stabil, warga Putat memilih tidak mengungsi. Mereka berjaga di kediaman masing-masing, sebagian lagi berkumpul di luar rumah, untuk mengantisipasi banjir semakin besar. “Sudah biasa banjir di sini. Jadi warga tidak takut. Hanya saja kami perlu siaga untuk menyelamatkan barang berharga,” ujar Triyono.

Penuturan senada disampaikan Wakidi, 50, dan Slamet, 35, warga Sidoresmi. Menurut mereka, banjir yang terjadi dari luapan saluran air tidak berbahaya. Hanya saja banjir membuat repot lantaran warga harus menyelamatkan barang berharga seperti televisi dan kulkas. Selain itu, banjir menjadi sumber penyakit yang mengancam warga.

Warga Sidoresmi meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membuat rumah pompa di saluran air yang menuju Bengawan Solo. Tujuannya supaya air saluran dapat tetap dibuang ke Bengawan kendati saat debit air sungai sedang tinggi. Teknisnya dengan menyedot air saluran dan membuangnya melalui selang menuju sungai.

“Sejak beberapa tahun lalu sebenarnya kawasan ini sudah disurvei akan dipasang rumah pompa. Namun belum jadi,” ungkap Wakidi. Sedangkan Lurah Sewu, Budi menjelaskan, banjir yang terjadi di Putat dan Sidoresmi memang relatif sering. Namun banjir tersebut tidak berbahaya lantaran ketinggian air sekitar mata kaki saja.

kur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya