SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Ekspektasi pasar yang terbentuk atas respons terhadap kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL) akan memicu kenaikan harga yang berdampak pada inflasi.

Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY, Dewi Setyowati mengatakan, untuk membendung gejolak harga tersebut, seharusnya pemerintah melakukan sosialisasi ke masyarakat dengan lebih transparan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Seperti di Singapura, pemerintah sangat terbuka menyampaikan alasan dan teknis pelaksanaan kenaikan BBM,” ujarnya saat ditemui, Senin (19/3).

Ekspedisi Mudik 2024

Dewi menambahkan, perlu dibangun ketenangan dan situasi kondusif agar inflasi di Jogja masih bisa ditekan di angka 4,5% +/- 1.

“Dampak kenaikan BBM dan TDL saya perkirakan hanya berlangsung tiga bulan saja, selanjutnya akan normal kembali,” ujarnya.

Dewi berharap, dengan kebijakan penyesuaian BBM dan TDL ini diikuti dengan kebijakan pemerintah yang lebih pro ke eksportir karena bisa berpengaruh pada biaya produksi, harga produk dan upah buruh.

Kepala Badan Pusat Statistik, Dyan Pramono Effendy mengatakan, perkiraan inflasi masih sama dengan sebelumnya. Faktor psikologis dan reaksi antisipatif masyarakat akan jadi pemicu.

“Sebelum BBM naik, terjadi penimbunan itu justru menyebabkan kenaikan harga,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan menyikapi kenaikan BBM.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya