SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengimbau buruh tak melakukan demo saat Hari Buruh atau May Day.(Semarangpos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) yang juga politikus PDIP, Ganjar Pranowo, meminta kader PDIP tidak terprovokasi dengan aksi demonstran yang membakar bendera partainya di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (26/6/2020). Seperti diketahui, dalam aksi unjuk rasa itu, bendera PDIP dibakar.

Bendera PDIP Dibakar, Begini Sikap FX Hadi Rudyatmo

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kader jangan sampai terpancing provokasi. Jaga diri baik-baik, serahkan kasus ini pada DPP PDIP karena mereka sudah menyiapkan langkah hukum,” ujar Ganjar di Semarang, Kamis (25/6/2020).

Ganjar membantah tuduhan bahwa PDIP berpaham Partai Komunis Indonesia (PKI). Tudingan itu berhembus menyusul dugaan PDIP merupakan pengusul Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang dianggap bisa menyuburkan kembali paham komunisme dan marxisme di Indonesia.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya seorang PDIP cukup lama dan bukan PKI. Kami PDIP, kami juga tidak setuju dengan PKI. Itu clear. Semua paham yang dilarang, kami tidak ada di sana. Kami berada pada barisan yang sesuai konstitusi dan dasar negara,” tegasnya.

Ada Bocah 12 Tahun Positif Covid-19, Pelonggaran Aturan New Normal Anak-Anak Solo Dievaluasi

Ganjar mendukung DPP PDIP yang akan mengambil jalur hukum dalam persoalan ini. Menurutnya, cara itu adalah yang terbaik untuk menyikapi insiden bendera PDIP dibakar.

Menurutnya, PDIP sudah sangat terbiasa bergerak secara konstitusional. Dirinya mencontohkan bagaimana peristiwa 1996 saat PDIP mendapat tekanan dari berbagai pihak.

"Siapa yang menginjak-injak itu, tidak ada yang tidak tahu. Semuanya tahu. Kita bertahan secara konstitusional dan bu Mega (Megawati Soekarnoputri) memerintahkan untuk mengambil langkah hukum saat itu. Cara itu akhirnya yang kita percaya," terangnya.

Profil 13 Manajer Investasi Tersangka Korupsi Jiwasraya: Ada MNC Sampai Sinarmas

Tidak Setuju Boleh, Merusak Jangan

Menurut Ganjar, hari ini PDIP memang sedang digoncang dalam kontestasi politik. Sebenarnya itu hal yang biasa saja, namun seharusnya semua harus saling menghormati antar-institusi. "Tidak setuju boleh, tapi merusak janganlah. Ini pasti ada yang tidak suka dengan situasi kondisi politik yang berjalan hari ini, sehingga mereka ingin mendistorsi," ucapnya.

Ganjar melihat ada upaya pihak lain yang ingin menyudutkan bahwa PDIP itu adalah PKI. Dengan tegas, Ganjar membantah tuduhan itu. "Maaf ya, tidak!. Kami bukan PKI, kami orang beragama dan juga anti PKI," jelasnya.

Viral Wanita Cantik Amankan Benang Layangan di Tengah Jalan Kartasura, Ternyata Ini Orangnya

Menurutnya, isu itu hanya ditempelkan saja untuk memprovokasi. Ia juga heran, kenapa pada aksi itu mereka menyandingkan bendera PDIP dengan bendera PKI.

"Saya tidak tahu mereka dapat bendera PKI dari mana, kalau bendera PDIP bisa dibeli, tapi kalau bendera PKI darimana? Pasti itu diproduksi. Menurut saya aparat penegak hukum ambil saja itu, siapa yang membakar, dapat bendera PKI dari mana. Dugaan saya, mereka nyablon sendiri," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya