SOLOPOS.COM - BATU CANDI -- Warga menunjukkan batu-batu yang diyakini merupakan bagian dari bangunan candi, Kamis (19/1/2012). (JIBI/SOLOPOS/Taufiq Sidik P)

BATU CANDI -- Warga menunjukkan batu-batu yang diyakini merupakan bagian dari bangunan candi, Kamis (19/1/2012). (JIBI/SOLOPOS/Taufiq Sidik P)

KLATEN – Warga Dukuh Meleman, Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom, Klaten, pekan lalu menemukan bongkahan batu yang diperkirakan struktur batu candi. Alhasil, temuan tersebut menghebohkan warga sekitar.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Struktur batu candi tersebut kali pertama ditemukan oleh Margono, 44, warga sekitar bersama dua orang lainnya. Kepada wartawan yang menjumpainya, Kamis (19/1/2012), Margono, menceritakan, pada Rabu (11/1/2012) sekitar pukul 09.00 WIB, dia berniat mengambil tanah di lahan milik Wiyono, 30, seluas 1800 meter persegi untuk digunakan membuat batu bata.

Setelah menggali di kedalaman satu meter, cangkul yang digunakannya membentur benda keras. Saat dicoba digali, Margono dikejutkan dengan temuan batu tersebut. “Saya sudah menggali sejak Selasa. Setelah melihat temuan tersebut saya langsung melaporkan ke Pak Lurah,” tuturnya.

Aparat Polsek setempat yang kebetulan melintas di tempat tersebut lantas melaporkannya ke Mapolsek Jatinom. “Terus ramai-ramai datang ke sini semua baik dari Polsek dan Polres,” jelasnya.

Meski ditemukan struktur batu candi, hingga saat ini Margono masih melakukan penggalian tanah. Selain temuan tersebut, pada Selasa (17/1/2012) lalu dirinya kembali menemukan struktur batu candi lainnya di sisi selatan temuan pertama. “Saat ini masih terus saya gali karena saya hanya butuh tanahnya. Jika ada temuan lagi maka penggalian tanah akan dipindahkan,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Gedaren, Sunarto, mengungkapkan sebelum penemuan tersebut di tempat yang sama juga pernah ditemukan sebuah batu berbentuk arca setinggi 60sentimeter. Batu tersebut ditemukan sekitar 10 tahun lalu. “Dikubur kembali di tempat asalnya. Yang menemukan itu ayahnya Pak Wiyono yang sudah meninggal dunia,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Sutarno mengemukakan wilayah tersebut dulunya diperkirakan merupakan kompleks candi. Oleh sebab itu, daerah tersebut akrab disebut Dukuh Candi hingga saat ini. “Luas candinya berapa saya tidak tahu. Karena dulunya sini banyak penganut agama Hindu. Diperkirakan banyak candi di wilayah sini,” ucapnya.

Sutarno menjelaskan pihaknya belum melaporkan temuan tersebut ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah. Agar temuan tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, disekitar batu sudah di pasang garis polisi sejak Selasa (17/1/2012) lalu.

Sementara itu, Kasi Pelestarian dan Pemanfaatan BP3, Gutomo, menuturkan belum mendapat laporan terkait penemuan tersebut. Pihaknya menyarankan agar pemerintah desa setempat segera melaporkan ke BP3 agar segera ditindaklanjuti. Gutomo menambahkan penemuan candi di wilayah Klaten dinilai wajar. “Klaten merupakan wilayah yang banyak ditemukan candi. Semakin ke timur dari Candi Prambanan, semakin banyak kemungkinan candi yang pernah berdiri,” tegasnya.

JIBI/SOLOPOS/Taufiq Sidik Prakoso

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya