Solopos.com, JAKARTA -- Jika Anda melihat benda langit pada malam hari, bisa jadi itu bukan bintang. Melainkan satelit. Pasalnya, di atas kita ada ribuan satelit yang mengorbit di luar angkasa. Dan, banyak di antaranya milik Elon Musk!
Pria yang belum lama dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia itu memiliki lebih dari seribu satelit.Wow!
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Pekan ini, menguti dari Independent, perusahaan luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX, akan menerbangkan 60 unit satelit Starlink melalui roket SpaceX. Itu membuat jumlah satelit Starlink di orbit telah mencapai lebih dari seribu.
Satelit Starlink ini adalah bagian dari ambisi Elon Musk dan SpaceX untuk menciptakan konstelasi sekitar 40.000 satelit di orbit. Tujuannya adalah memancarkan internet kecepatan tinggi ke Bumi untuk nantinya dikomersialkan.
Baca juga: Elon Musk Akan Kirim Manusia ke Bulan
Analisis dari pelacak satelit Celestrak mengungkap bahwa seluruh satelit Starlink yang telah mengorbit mencakup 27,3% dari seluruh satelit yang ada di antariksa. Data ini diperbaharui terakhir pada 1 Februari 2021.
Selain Starlink, beberapa perusahaan lain berbisnis pada bidang sejenis, yakni memancarkan internet dari langit. Salah satunya OneWeb yang didanai oleh Softbank sebagai pesaing terdekat.
Bisa Mengubah Astronomi
Saking banyaknya satelit diluncurkan, Starlink dan Elon Musk mendapatkan kritikan. Menurut laporan dari workshop Satellite Constellations 1 (Satcon1) konstelasi ribuan satelit yang terlihat sangat cerah bisa mengubah astronomi serta mempengaruhi langit malam untuk stargazer di seluruh dunia.
Baca juga: Elon Musk dan Penantian Panjang Indonesia Punya Bandara Antariksa Sendiri
"Kami menemukan bahwa kasus terburuk desain konstelasi terbukti sangat berdampak pada program sains yang paling terpengaruh," tulis laporan tersebut.
Bahkan disebutkan hanya ada satu pendekatan dalam laporan tersebut yang bisa mengatasi masalah ini hingga ke akarnya, yaitu dengan tidak meluncurkan satelit.
"Luncurkan lebih sedikit atau tidak satupun satelit LEO (orbit rendah Bumi). Betapa pun tidak praktis atau tidak mungkin, ini adalah satu-satunya opsi yang teridentifikasi bisa mencapai nol dampak pada astronomi," jelas laporan tersebut.