SOLOPOS.COM - Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo saat meninjau kegiatan pembersihan lingkungan Benteng Vastenburg, beberapa waktu lalu. Pemkot Solo diminta menyesuaikan diri dengan langkah pemerintah pusat melalui Kemendikbud yang akan menegakkan fungsi cagar budaya bangunan era kolonial ini. (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, SOLO — Eksploitasi Benteng Vastenburg sebagai salah satu landmark Kota Solo dari hari ke hari, belakangan ini, semakin intensif. Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo yang mengarahkan pelbagai acara digelar di situs benda cagar budaya itu beralasan benteng yang dibangun pada 1745 itu bukan hanya pas sebagai landmark Kota Solo tetapi juga punya nilai jual.

Atas arahan Rudy—sapaan akrab Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo—maka bulan September 2013 ini menjadi bulan yang sibuk bagi Benteng Vastenburg. Hampir setiap pekan, bangunan tua itu diramaikan berbagai pergelaran seni budaya seperti Kreasso 2013, Festival Wayang Bocah 2013, Solo International Performing Arts 2013, hingga Solo City Jazz 2013.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Rudy mengaku memiliki banyak pertimbangan saat mengarahkan penyelenggaraan sejumlah pergelaran ke Benteng Vastenburg. “Benteng Vastenburg ini ada nilai historisnya. Sehingga ketika menyaksikan pertunjukan di tempat ini, suasana yang terbangun pasti sudah berbeda dibandingkan penyelenggaraan di tempat-tempat lainnya,” kata Rudy ketika berbincang dengan Solopos.com di Balai Tawang Arum Balai Kota Solo, Senin (30/9/2013) pagi.

Selain memiliki nilai historis yang bisa “dijual”, menurut Rudy, kawasan Benteng Vastenburg juga cukup representatif untuk penyelenggaraan acara yang menyedot ribuan orang. “Benteng ini dari dulu memang ampuh. Ada beberapa pertimbangan terkait venue, antara lain gangguan kenyamanan masyarakat sekitar, kedekatan lokasi dengan permukiman, tingkat kemacetan, ketersediaan lahan parkir, dan sisi keamanan. Kawasan benteng ini lebih terkondisi untuk penyelenggaraan acara,” bebernya.

Ihwal penggunaan venue lain yang juga menjadi landmark Kota Bengawan, Rudy berjanji tak akan melulu menonjolkan Vastenburg. Ia berencana akan melakukan pemerataan venue.

“Pemerataan penggunaan venue itu harus disikapi dengan pertimbangan nilai historis juga. Ke depan, Taman Balekambang juga akan kami pakai. Tapi saat ini di sana masih dalam tahap konservasi. Seperti Mangkunegaran juga akan kita pakai. Tetap akan dipilah dan dipilih. Yang sementara bisa kita pakai, ya kita pakai. Kalau bisa, tidak harus mengeluarkan anggaran,” ujarnya.

Rudy mengungkapkan pihaknya mengarahkan semua pergelaran yang dilaksanakan dalam waktu dekat untuk digelar di kawasan Benteng Vastenburg. “Saya memang mengarahkan semua pergelaran ke Benteng Vastenburg. Kegiatan nanti tetap di sana terus. Salah satunya Solo Batik Fashion 2014. Kami ingin membuat catwalk di atas tembok benteng. Pengunjung bisa menyaksikannya dari bawah,” ungkapnya.

Lewat kebijakannya ini, Rudy ingin menunjukkan kalau kawasan benteng yang dulunya mangkrak ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya