SOLOPOS.COM - Sejumlah geolog dari Balai Geologi Bandung melakukan penggalian di situs Wajak-2 di Lereng Gunung Cerme, Desa Gamping, Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (30/4/2016). Eskavasi bertujuan mencari sisa fosil sekaligus meluruskan sejarah lokasi penemuan fosil manusia purba pertama, Homo Wajakensis, oleh Eugene Dubois pada 1980-an yang selama ini dipersepsikan berlokasi di situs Wajak-1 yang berjarak sekitar dua kilometer dari situs Wajak-2. (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

Benda bersejarah dari Indonesia masih banyak yang tersimpan di Belanda.

Madiunpos.com, TULUNGAGUNG – Pakar paleontologi menyatakan masih banyak fosil manusia purba Indonesia yang tersimpan di sejumlah museum di Belanda dan belum berhasil dikembalikan ke Tanah Air.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Hampir semua temuan fosil manusia purba ada di sana [Belanda]. Pemerintah sudah upayakan untuk menarik pulang, namun sejauh ini belum berhasil,” kata pakar paleontolog dari Museum Geologi Bandung, Iwan Kurniawan di sela-sela penggalian situs Wajak-2, Desa Gamping, Tulungagung, Sabtu (30/4/2016).

Namun ia tidak menyebut jumlah pasti fosil manusia purba yang saat ini masih tersimpan di sejumlah museum di Belanda, terutama di museum milik Universitas Leiden.

Iwan menambahkan jumlahnya sangat banyak dan berasal dari berbagai titik situs purba yang ada di tanah air, mulai dari Lidah Air Padang, Jawa, Flores, Sulawesi, dan berbagai daerah lain.

“Tidak terhitunglah. Bayangkan saja hampir 60 persen temuan fosil manusia purba itu berasal dari Indonesia, tapi semua ada di [museum] luar negeri,” kata dia.

Iwan mengaku optimistis peluang mengembalikan harta karun fosil-fosil manusia purba Indonesia tetap terbuka.

Ia mencontohkan Pemerintah Yunani yang berhasil mengembalikan fosil manusia purba dari Belanda berkat kerjasama serta diplomasi kebudayaan yang dilakukan.

Namun Iwan mengakui manajemen paleontologi maupun arkeologi di Belanda sangat bagus, jauh dibanding di Indonesia yang kerap terkendala masalah anggaran serta fasilitas infrastruktur.

Misalnya, kata dia, fosil Homo Wajakensis dari Tulungagung, Homo Mojokertensis dari Mojokerto, pithecanthropus erectus dari daerah Trinil Ngawi, meganthropus paleojavanicus, hingga jenis homo sapiens lain yang semua terdokumentasi dengan baik di Belanda.

“Karena dokumentasi yang baik, mulai dari penyimpanan fosil hingga dokumentasi hasil riset membuat peneliti Indonesia bisa mempelajarinya ke sana dan melakukan riset lanjutan untuk kemajuan ilmu pengetahuan di Tanah Air,” ujar dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya