SOLOPOS.COM - Warga menunjukan dua arca yakni Arca Mahakala dan Arca Nandeswara yang ditemukan di areal persawahan Dukuh Gunung Wijil, Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali pada Selasa (22/3/2016). Foto diambil Rabu (23/3/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Benda bersejarah Boyolali ditemukan di areal persawahan Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI–Situs benda purbakala ditemukan di areal persawahan Dukuh Gunung Wijil, Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah benda purbakala yang ditemukan di antaranya dua arca, dua yoni, batu dengan relief wayang tokoh Janaka, serta tumpukan batu bata kuno. Benda-benda purbakala itu ditemukan di sawah milik warga Kismoyoso, Ngemplak, Haji Soleh, dan lahan milik Sumarno yang sedianya akan dijual kembali untuk kapling perumahan.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Rabu (23/3/2016), temuan benda purbakala itu bermula saat Sumarno merasa penasaran dengan temuan batu kebo di lahan miliknya seluas 12.000 meter persegi. Kali pertama, batu kebo ditemukan pada 9 Maret lalu. Dia terus menggali lahan di sekitar batu kebo tersebut hingga mendatangkan alat  berat. Dua pekan digali, ujung bawah dari batu kebo tersebut belum ditemukan. Dia menduga masih ada bagian penting yang tertimbun di bawahnya karena di beberapa bagian batu ditemukan pahatan wayang seperti relief dan arca menyerupai kura-kura.

Pada Selasa (22/3/2016), Sumarno terdorong untuk menggali tanah tak jauh dari temuan batu kebo tersebut. Dia menggali dengan bentuk kotak 10 meter x 10 meter dan menemukan dua arca yakni Arca Mahakala dan Arca Nandeswara. Dua arca itu berada di sisi selatan sebuah struktur bata dan komponen batu. Bata-bata itu berukuran besar yakni 23x35x9 sentimeter.

Dari lokasi penemuan arca, sejauh 30 meter ke arah timur, Sumarno juga menemukan dua yoni. Sedangkan 150-an meter ke arah barat, juga terdapat batu dengan relief wayang Janaka. “Dua yoni dan batu bergambar wayang janaka sudah ditemukan beberapa hari sebelumnya. Oleh karena itu, saya sangat penasaran dengan kompleks ini, sebenarnya apa yang ada di bawah tanah ini,” kata Sumarno, saat ditemui Solopos.com di lokasi, Rabu.

Dengan temuan tersebut, Sumarno langsung melapor ke Museum Arca Boyolali dan pada Rabu kemarin beberapa petugas dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng Prambanan meninjau ke lokasi. Petugas memotret kawasan temuan benda purbakala tersebut.

Petugas dari BPCB Prambanan, Harun Al Rosyid, belum mau berspekulasi soal asal usul arca dan benda purbakala lainnya yang ditemukan di Giriroto. Apalagi, temuan kali ini dinilai cukup unik yakni struktur bangunan dari batu bata, namun ada pula arca dan yoni yang terbuat dari batu andesit. Temuan situs kuno berstruktur batu bata cukup langka di Jawa Tengah.

“Yang jelas ini ada struktur bata dan komponen batu. Jika melihat arca dan yoni dari batu adesit biasanya berasal dari zaman Hindu, yakni sekitar abad 8 M hingga 12 M. Namun struktur bata ini menunjukkan peralihan ke zaman Islam, yakni sekitar abad 13 M hingga 14 M,” kata Harun.

Dia juga belum bisa memastikan apakah ada bangunan candi di bawah tanah tersebut. “Dua arca itu biasanya sebagai penjaga pintu bangunan Hindu. Yoni ada di tengah bangunan. Batu bata adalah bagian atas bangunan atau menara. Nah, temuan ini nanti akan kami buat laporan agar diteliti lebih lanjut oleh arkeolog di Balai Arkeologi dan Arkeologi UGM,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya