SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di jalan kawasan Gunung Pegat, Nguntoronadi, Wonogiri, Senin (31/10/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Bencana Wonogiri, pepohonan di kawasan Gunung Pegat menjadi momok bagi pengguna jalan.

Solopos.com, WONOGIRI — Melintasi ruas jalan Ngadirojo-Nguntoronadi, Wonogiri, di kawasan Gunung Pegat, Nguntoronadi, cukup menakutkan apalagi saat malam hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bukan hanya karena kawasan itu terkenal angker dan rawan terjadi aksi kejahatan, tapi juga karena pepohonan besar di pinggir jalan yang mengancam ketika terjadi hujan deras dan angin kencang.

Pepohonan di kawasan Gunung Pegat memang seperti hantu yang mengancam saat terjadi angin. Pohon-pohon itu bisa ambruk. Belum lagi jika terjadi longsor.

Di beberapa lokasi terdapat pohon bambu yang patah. Patahan pohon menggantung di atas badan jalan. Di lokasi lain terlihat ada bekas pohon tumbang.

Jalan itu memang cukup ramai setiap harinya. Berbagai jenis kendaraan, seperti bus, truk, mobil, dan sepeda motor melintas tanpa henti. Hal itu karena jalan itu menjadi jalur utama menuju Tirtomoyo, Baturetno, dan Pacitan, Jawa Timur.

Peristiwa pohon tumbang beberapa kali terjadi di kawasan itu. Warga Kecamatan Batuwarno, Sugiyanto, 35, bahkan menjadi korban tewas saat tiba di rumah sakit setelah tertimpa pohon tumbang saat berkendara menuju rumahnya, Februari 2015 malam.

Kejadian teranyar dua pohon tumbang menimpa mobil pribadi saat hujan deras, 27 September lalu. Beruntung, penumpang mobil selamat.

Pengguna jalan asal Desa Wonoharjo, Nguntoronadi, Yulianto, mengaku selalu waswas jika berkendara melintasi Gunung Pegat. Dia khawatir tertimpa pohon tumbang saat melintas.

Kekhawatirannya kian menguasai saat melintas pada malam hari, terlebih saat hujan. Selain rawan pohon tumbang di lokasi tersebut juga rawan tanah longsor.

Dia masih ingat betul dulu pernah ada kejadian batu berukuran besar dari lereng Gunung Pegat menggelinding ke arah jalan. Beruntung, batu itu berhenti di tepi jalan.

“Akhir September lalu ada mobil yang tertimpa pohon. Sebelum-sebelumnya juga terjadi peristiwa sama. Di kawasan Gunung Pegat itu angker, katanya banyak hantunya. Di situ memang ada kuburan dan pernah ada orang bunuh diri. Tapi lebih menakutkan lagi bayang-bayang pohon tumbang yang bisa terjadi setiap saat. Kalau tertimpa bisa celaka,” kata pemuda 27 tahun itu.

Potensi kecelakaan akibat pohon tumbang makin besar saat malam hari. Di kawasan gunung tidak ada penerangan.

Dalam kondisi itu pengguna jalan tak bisa melihat jika ada pohon tumbang melintang di jalan. Pemilik warung kelontong di Dusun Kepuh Kulon, Desa Bumi Harjo, Nguntoronadi selatan Gunung Pegat, Mar, menginformasikan beberapa kali kecelakaan terjadi akibat kendaraan terperosok lubang jalan atau menabrak pohon yang melintang di jalan pada malam hari.

“Dari dulu tak ada penerangannya. Kan bahaya sekali,” ujar perempuan paruh baya itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya