SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir. (JIBI/dok)

Bencana Tulungagung yakni banjir bandang dan puting beliung menerjang Karangrejo.

Madiunpos.com, TULUNGAGUNG – Sejumlah desa di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur diterjang banjir bandang dan puting beliung, Selasa (14/6/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bencana tersebut merusakkan puluhan rumah dan bangunan di dua kawasan permukiman berbeda. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi hampir bersamaan tersebut.

Kabid Kedaruratan dan PMK Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung Nadlori Alwi mengatakan berdasarkan hasil pendataan sementara, tercatat 38 rumah yang dipastikan mengalami kerusakan berat maupun ringan.

“Kami masih terus melakukan pendataan karena dampak paling parah terjadi di Desa Tulungrejo, Kecamatan Karangrejo, akibat terjangan puting beliung sekitar pukul 15.00 WIB,” kata dia.

Nadlori menuturkan empat rumah roboh total sehingga pemilik rumah harus diungsikan ke bangunan yang masih utuh atau selamat.

“Kami belum tahu kondisi di dalam, data ini masih mengacu rumah-rumah warga yang rusak di pinggir jalan saja,” ujar dia.

Nadlori Alwi menggambarkan situasi di Desa Tulungrejo sesaat setelah bencana puting beliung terjadi mengalami kerusakan parah.

“Warga mengalami kepanikan dan sebagian masih trauma karena bencana terjadi tiba-tiba dan hanya dalam waktu singkat,” beber dia.

Selain puting beliung, bencana banjir bandang merendam sedikitnya tiga desa di wilayah kecamatan yang sama (Karangrejo) namun berada di kawasan permukiman berbeda dengan jarak sekitar tiga kilometer.

Tiga desa yang mengalami banjir bandang parah terpantau di Desa Babadan, Bungur, serta Sukowiyono dengan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.

Menurut Alwi, banjir bandang di tiga desa itu diakibatkan luapan air Sungai Udu dan Milir yang melintasi tiga area permukiman tersebut pascahujan deras yang mengguyur daerah lereng Gunung Wilis dan seputar Kota Tulungagung-Trenggalek sejak pukul 14.00 WIB.

Ia memastikan banjir bandang juga tidak menyebabkan terjadinya korban jiwa ataupun kerusakan rumah meski rendaman banjir telah menyebabkan aktivitas warga di daerah itu praktis lumpuh total.

“Ini banjir terbesar yang pernah terjadi di desa kami sejak 10 tahun terakhir. Mungkin karena petugas irigasi lupa tidak membuka pintu cekdam di alur sungai di atas sehingga air meluber dan menggenangi permukiman kami,” tutur Samlan, warga Desa Babadan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya