SOLOPOS.COM - Pantai Popoh, Tulungagung, diramaikan kapal nelayan, Selasa (24/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

Bencana Tulungagung bisa fatal terjadi kala tsunami terjadi.

Madiunpos.com, TULUNGAGUNG — Tiga permukiman nelayan di kawasan pesisir selatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memiliki risiko tinggi terdampak bencana tsunami karena lokasinya yang padat penduduk dan hanya beberapa meter di atas permukaan laut. Gladi lapang mitigasi bencana tsunami pun dihelat medio November 2015 ini.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Sebenarnya ada beberapa titik pantai yang terdapat permukiman penduduk, namun tiga daerah ini yang paling padat sehingga menjadi prioritas kami,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung, Suroto, di Tulungagung, Jumat (6/11/2015).

Ketiga kawasan pesisir yang dimaksud Suroto adalah Pantai Sine yang berada di Kecamatan Kalidawir, serta Pantai Popoh dan Sidem yang berdampingan di Kecamatan Besuki. Dari tiga perkampungan nelayan itu, Suroto menyebut jumlah penduduk yang rentan menjadi korban jika bencana tsunami datang mencapai lebih dari 3.500 jiwa.

Jumlah itu masih belum termasuk bila ada wisatawan ataupun nelayan luar daerah yang sedang kebetulan sedang berada di tiga kawasan pantai ini. “Kita semua tidak berharap bencana itu terjadi. Namun sebagai langkah antisipasi, beberapa titik pantai sudah kami buatkan jalur evakuasi untuk meminimalkan risiko korban jiwa,” ujarnya.

Mitigasi Bencana
Bukan hanya menyusun skenari jalur evakuasi, lanjut Suroto, BPBD bersama lintasinstansi dan lembaga terkait juga tengah merancang skenario mitigasi bencana yang segera diujicobakan pada pertengahan November 2015 ini. Gladi lapang mitigasi bencana tsunami itu dirancang melibatkan lebih dari 1.200 orang, mulai dari jajaran BPBD sendiri, kepolisian, polair, TNI, tim kesehatan, pramuka, Orari, sukarelawan bencana, serta nelayan dan masyarakat pesisir.

“[Di Pantai] Sine sudah pernah kami lakukan latihan mitigasi bencana pada 2013, sekarang kami uji cobakan di tempat lain, yakni di Pantai Popoh dan Sidem yang akan dibuat dalam satu skenario sekaligus,” ujarnya.

Tujuan simulasi tersebut, menurut Kepala BPBD Tulungagung, Suroto, adalah untuk menyosialisasikan potensi bencana tsunami itu sendiri sekaligus tata cara evakuasi dan mitigasi bencana demi menekan jumlah korban jiwa maupun harta benda. “Harapannya tentu agar warga bisa menjadi ‘polisi’ bagi lingkungannya sendiri dan memiliki kemampuan mitigasi kebencanaan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya