SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor melewati pinggir tanggul Kali Samin yang longsor saat terjadi banjir di sebagian wilayah Sukoharjo, Minggu (4/12/2016). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Bencana Sukoharjo, tanggul kritis diperkirakan bertambah karena hujan terus mengguyur.

Solopos.com, SUKOHARJO – Titik tanggul kritis di sepanjang Kali Samin dan Sungai Bengawan Solo di wilayah Sukoharjo diperkirakan bertambah. Hujan deras dengan intensitas tinggi selama akhir-akhir ini membuat beberapa tanggul longsor.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tanggul Kali Samin yang kondisinya kritis terletak di Dusun Kesongo, Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban dan Desa Pandean, Kecamatan Grogol. Tanggul itu longsor sejak beberapa bulan lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Kerusakan tanggul makin parah lantaran diterjang derasnya aliran sungai saat terjadi banjir yang merendam sebagian wilayah Sukoharjo pada akhir November 2016. Diperkirakan jumlah tanggul kritis yang berpotensi jebol makin bertambang selama musim penghujan.

“Ada beberapa lokasi tanggul sungai yang retak dan dapat memicu lubang sehingga rawan jebol. Hal ini yang harus diantisipasi agar kondisi tanggul kuat dan kokoh menahan derasnya aliran sungai,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Suprapto, Rabu (7/12/2016).

Para sukarelawan bencana alam termasuk warga yang berdomisili di dekat sungai mendapat tugas khusus untuk memantau kondisi tanggul Sungai Bengawan Solo. Mereka bakal mengecek kondisi tanggul sungai setiap saat. Bahkan, mereka rela berjaga untuk memantau ketinggian air sungai saat turun hujan lebat sampai dini hari.

Suprapto juga telah membentuk desa tanggap bencana alam di beberapa desa/kelurahan di Kabupaten Jamu. Masyarakat telah dilatih meminimalisasi resiko bencana alam terutama banjir. Harapannya, mereka dapat mengevakuasi diri sendiri dan warga setempat saat terjadi bencana banjir.

Dia juga selalu berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) saat terjadi banjir. “Komunikasi intens dengan para sukarelawan bencana alam termasuk BBWSBS selalu dilakukan setiap saat. Koordinasi itu penting sebagai upaya penanganan dampak banjir,” tutur dia.

Di sisi lain, Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan Bidang Operasi BBWSBS, Antonius Suryono, mengatakan tanggul kritis di beberapa lokasi bakal ditangani secara bertahap. Dia memprioritaskan penanganan tanggul kritis yang berpotensi jebol dan mengancam rumah-rumah penduduk.

“Tanggul kritis di Dusun Kesongo sudah ditangani dan dipasang bronjong kawat. Sementara tanggul kritis di Desa Pandean dipasangi ratusan karung berisi tanah sebagai langkah darurat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya