SOLOPOS.COM - Ketua RW 001, Dusun Tambakrejo, Desa Tiyaran, Bulu, Sukoharjo, Sumarno (kiri), dibantu warga membersihkan puing-puing reruntuhan talut yang menimpa dinding rumah Sriyanto, Jumat (17/11/2017). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Talut jalan yang baru selesai dibangun tiga bulan lalu di Bulu, Sukoharjo, ambrol dan menimpa dinding rumah warga.

Solopos.com, SUKOHARJO — Talut jalan di Dusun Tambakrejo RT 003/001, Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, yang baru tiga bulan selesai dibangun ambrol dan menjebol dinding rumah warga. Peristiwa itu terjadi Kamis (16/11/2017) sore saat hujan deras.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Talut itu berada di jalan yang menghubungkan Desa Tiyaran dengan Desa Karangasem. Rumah yang dindingnya jebol merupakan Sriyanto. Tidak ada korban jiwa tetapi pemilik rumah memprediksi kerugian mencapai Rp50 juta. Tiga dinding ruangan jebol akibat terdesak puing-puing talut beserta tanah longsor.

Saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (17/11/2017), Sriyanto mengaku khawatir terjadi longsor susulan. Menurutnya, longsor susulan dikhawatirkan merobohkan rumahnya. Dia bercerita pada Kamis hujan deras sejak pagi. “Tiba-tiba terdengar suara duar disusul suara krosak,” ujar Sriyanto.

Rumah itu dihuni empat orang, yakni Sriyanto, istrinya bernama Dwi Rahayu, dan anaknya Nayla serta ayahnya, Suratmin. Sriyanto bercerita talut tersebut berada di jalan alternatif antardesa dan dibangun pemerintah. Panjang talut mencapai 40-an meter dan tinggi dua meter.

Menurutnya, saat itu talut dikerjakan selama enam hari. “Talut tersebut baru selesai tiga bulan lalu. Katanya yang mengerjakan rekanan karena saya tidak membangun talut. Talut itu milik pemerintah. Talut lama setinggi tiga meter sudah delapan tahun ini aman-aman saja tetapi talut tambahan [baru] justru ambrol.”

Dia mengaku khawatir jika puing-puing talut dan tanah tidak segera dibersihkan. “Kekhawatiran saya jika terjadi hujan deras disusul longsor susulan rumah bisa roboh terdesak material tanah. Posisi puing-puing talut dan tanah mengimpit di dinding rumah,” ujarnya.

Selain itu, ujarnya, dinding dapur sudah retak-retak sehingga jika terjadi pergeseran tanah, dinding rumahnya akan ambrol. “Sementara waktu kami berempat belum mengungsi. Mudah-mudahan puing-puing talut dan tanah segera dibersihkan. Pembersihan secara manual butuh waktu lama sehingga lebih baik pengerukan tanah dilakukan dengan alat berat. Kalau dengan tenaga manusia akan lama. Jika tiba-tiba turun hujan deras lagi justru merepotkan dan berakibat fatal terhadap rumah saya.”

Sriyanto dan keluarganya sudah menerima bantuan pangan dan perlengkapan dapur dari PMI Sukoharjo dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo. Barang-barang bantuan itu terdiri atas beras, perlengkapan anak-anak dan peralatan kerja bakti seperti sekop, cangkul dan sebagainya.

Suratmin menambahkan saat kejadian dirinya sedang melihat acara televisi dan Sriyanto sedang makan di dapur. “Ya kaget saja mendengar suara benturan. Dinding yang jebol dinding kamar, dinding dapur dan kandang kambing.”

Kepala Desa Tiyaran, Sunardi, yang ikut bekerja bakti bersama-sama anggota TNI dan Polri, mengatakan alat berat harus didatangkan untuk membersihkan puing-puing longsoran. “Kalau dengan tangan manusia apa bisa? Bongkahan talut besar-besar.”

Ketua RW 001, Dusun Tambakrejo, Tiyaran, Bulu, Sumarno, meminta selain dibuatkan talut juga dibuatkan saluran di kanan kiri jalan. Dia menduga air deras tidak tertampung di saluran yang ada mengakibatkan meluber dan membuat urukan tanah sekitar talut baru tidak kuat dan ambrol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya