SOLOPOS.COM - Sungai Bengawan Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Bengawan Solo (Dok/Solopos)

Bengawan Solo (Dok/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sebanyak 10 wilayah kecamatan di Kabupaten Sukoharjo terancam banjir luapan Sungai Bengawan Solo dan anak-anak sungainya sepanjang musim penghujan ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Data tersebut dengan rincian lima kecamatan terancam luapan Sungai Bengawan Solo yaitu Nguter, Tawangsari, Sukoharjo, Grogol dan Mojolaban.

Sedangkan anak Sungai Bengawan Solo yakni Sungai Jlantah, mengancam wilayah Bendosari, Nguter dan Sukoharjo.

Anak Sungai Bengawan Solo lainnya yaitu Sungai Samin mengancam wilayah Polokarto dan Grogol. Begitu juga Sungai Jenes yang melalui wilayah Kartasura dan Grogol berpotensi banjir di wilayah itu. Untuk Sungai Brambang mengancam wilayah Gatak, Baki dan Grogol.

Yang terakhir yaitu Sungai Ranjing yang berpotensi meluap di wilayah Polokarto dan Grogol.

Data tersebut diperoleh Solopos.com di Markas Tim Seacrh and Rescue (SAR) Kabupaten Sukoharjo, Senin (28/10/2013). Sungai Jenes dan Brambang berhulu di wilayah Gunung Merapi, sedangkan Sungai Jlantah, Samin dan Ranjing berhulu di Gunung Lawu.

Kabid Operasional Tim SAR Sukoharjo, Muchlis, mengatakan, wilayah tersebut mendapat perhatian khusus selama musim penghujan.

Ancaman banjir di Sungai Bengawan Solo dan anak-anak sungainya biasanya memuncak periode Desember-Januari-Februari.

“Jika ketinggian air di pos pantauan Jurug mencapai 7,8 meter bisa dipastikan banjir terjadi di Sukoharjo. Sehingga kami selalu kontak pos Jurug [Solo] untuk mengetahui tingkat ancaman banjir,” akunya.

Tim SAR Sukoharjo telah memiliki data detail banjir Sungai Bengawan Solo.

Bila debit air Waduk Gajah Mungkur (WGM) sudah tinggi dan hujan deras mengguyur beberapa jam, warga patut waspada.

“Untuk potensi banjir per desa kami sudah punya data. Tinggal pemantauan saat musim penghujan. Biasanya banjir terjadi bulan Januari,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Desa Laban, Mojolaban, Sugino mengkonfirmasi wilayahnya menjadi langganan banjir saat musim penghujan.

Yang paling parah yakni banjir di bantaran Sungai Bengawan Solo. Pasalnya terdapat 51 kepala keluarga (KK) yang masih tinggal di kawasan tersebut.

Sebanyak 51 warga bantaran tersebar di Dukuh Mojo, Jatiteken, Soroyudan dan Widoro Kandang. Dari jumlah itu, delapan KK tinggal di tanah negara.

“Sisanya tinggal di lahan milik pribadi. Kami sebenarnya mendorong supaya ada program relokasi,” akunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya