Solopos.com, SRAGEN – Masyarakat Sragen, utamanya anak-anak diminta tidak bermain di sungai selama musim penghujan. Hal itu sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap bencana banjir.
Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Bencana Alam Badan Kesbangpolinmas Sragen, Mukhtar Ahmadi, saat ditemui Promosi
Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sebelas kecamatan tersebut yaitu Masaran, Plupuh, Tanon, Sidoharjo, Sragen, Mondokan, Sukodono, Tangen, Jenar, Gesi, dan Sambungmacan.
“Kalau merujuk data banjir tahunan, 11 wilayah kecamatan ini yang sering diterjang banjir. Tapi kedalaman air tidak begitu mengkhawatirkan, sekitar 50-75 sentimeter. Beberapa tahun terakhir tak ada korban jiwa,” kata dia. Di 11 wilayah kecamatan tersebut, ada belasan desa yang langganan banjir luapan Sungai Bengawan Solo dan anak-anak sungainya. Anak Sungai Bengawan Solo yang kerap meluap yaitu Sungai Mungkung dan Sungai Grompol. Terkait kewaspadaan dini bencana banjir, menurut Ahmadi sudah dipasang early warning system (EWS) di sejumlah titik. “Kondisi EWS ini masih berfungsi dengan baik,” klaim dia.
Kepala Kesbangpolinmas Sragen, Giyadi mengatakan segera berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui potensi hujan akhir tahun ini.