SOLOPOS.COM - Sungai Bengawan Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN – Masyarakat Sragen, utamanya anak-anak diminta tidak bermain di sungai selama musim penghujan. Hal itu sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap bencana banjir.

Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Bencana Alam Badan Kesbangpolinmas Sragen, Mukhtar Ahmadi, saat ditemui di kantornya, Selasa (11/11/2014), mengatakan 11 kecamatan tergolong daerah rawan banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelas kecamatan tersebut yaitu Masaran, Plupuh, Tanon, Sidoharjo, Sragen, Mondokan, Sukodono, Tangen, Jenar, Gesi, dan Sambungmacan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kalau merujuk data banjir tahunan, 11 wilayah kecamatan ini yang sering diterjang banjir. Tapi kedalaman air tidak begitu mengkhawatirkan, sekitar 50-75 sentimeter. Beberapa tahun terakhir tak ada korban jiwa,” kata dia.

Di 11 wilayah kecamatan tersebut, ada belasan desa yang langganan banjir luapan Sungai Bengawan Solo dan anak-anak sungainya. Anak Sungai Bengawan Solo yang kerap meluap yaitu Sungai Mungkung dan Sungai Grompol.

Terkait kewaspadaan dini bencana banjir, menurut Ahmadi sudah dipasang early warning system (EWS) di sejumlah titik.

“Kondisi EWS ini masih berfungsi dengan baik,” klaim dia.

Kepala Kesbangpolinmas Sragen, Giyadi mengatakan segera berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui potensi hujan akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya