SOLOPOS.COM - Suparmi, 50, mengamati fondasi bagian belakang rumahnya yang ambrol setelah diterjang arus Kali Grompol di Dusun Condong, RT 018, Masaran, Sragen, Jumat (12/2/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Bencana Sragen ini berupa erosi Kali Grompol yang mengakibatkan fondasi rumah warga jebol.

Solopos.com, SRAGEN – Fondasi rumah milik Giyono, 58, di Dusun Condong, RT 018, Desa Jati, Masaran, Sragen, ambrol karena erosi tebing Kali Grompol, Kamis (11/2/2016) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ambrolnya fondasi rumah yang berada di bibir Kali Grompol itu terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Ambrolnya fondasi rumah bagian belakang itu terjadi saat debit air di Kali Grompol meningkat drastis akibat guyuran hujan yang terjadi di Sragen dan sekitarnya.

“Saat itu, kami sedang nonton TV di rumah. Tiba-tiba terdengar suara gaduh di belakang rumah. Rumah kami bergetar. Ada suara byuur disusul dengan suara kretek-kretek dari atap rumah. Dalam kondisi panik, kami lari ke luar rumah,” kata Suparmi, 50, istri Giyono saat ditemui di rumahnya, Jumat (12/2/2016).

Material fondasi rumah serta tanah ikut hanyut bersama arus kali anak Sungai Bengawan Solo itu. Hilangnya fondasi itu membuat dinding kamar yang kini difungsikan sebagai gudang itu retak-retak.

Suparmi menilai, ambrolnya dinding yang sudah retak-retak itu hanya tinggal menunggu waktu. Di dalam kamar itu terdapat lubang besar pada bagian permukaan tanah. Erosi Kali Grompol juga merusak sumur serta dapur rumah milik Giyono.

”Semalam, ada air yang merembes masuk melalui lubang itu. Semalam, arus air Kali Grompol memang sangat deras. Saya jadi takut melihat ke bagian belakang rumah,” jelas Suparmi.

Giyono menjelaskan rumahnya tepat berada di tikungan Kali Grompol. Oleh karena itu, rumahnya kerap dihantam oleh derasnya arus air Kali Grompol saat intensitas hujan meninggi.

Hantaman arus air itu mengikis sedikit demi sedikit tanah hingga membuat fondasi rumah ambrol.

”Dulu rumah kami masih aman karena ada banyak bambu di belakang rumah. Namun, bambu-bambu itu ditumbangkan saat ada proyek pengerukan sungai sekitar tiga tahun lalu. Karena tanah dikeruk, Kali Grompol semakin melebar. Akan tetapi, itu berdampak tidak baik bagi tempat tinggal kami,” terang Giyono.

Ditemui di kantornya, Sekretaris Desa Jati, Wigiyono, mengatakan terdapat sejumlah rumah yang berada di bibir Kali Grompol. Kendati begitu, hanya rumah milik Giyono yang mengalami kerusakan cukup parah.

”Kami sudah menyampaikan masalah itu ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Kami meminta solusi supaya rumah-rumah warga kami aman dari bahaya erosi. Namun, sejauh ini belum ada tanggapan,” jelas Wigiyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya