SOLOPOS.COM - Seorang warga melintasi gapura pintu masuk Dukuh Bakung, Desa Pringanom, Masaran, Sragen yang tergenang air sedalam di atas lutut orang dewasa saat banjir melanda dukuh tersebut, Minggu (19/6/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Bencana Sragen, untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana, BPBD Sragen mendirikan enam posko.

Solopos.com, SRAGEN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen membuat posko bencana banjir di enam desa sejak awal Oktober ini. Pendirian posko itu menyusul ditetapkannya darurat bencana di Sragen selama 1 Oktober 2016-31 Maret 2017.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Heru Wahyudi, saat ditemui wartawan, Rabu (5/10/2016), mengatakan daerah rawan bencana banjir di Sragen berada di 72 desa yang tersebar di 11 kecamatan.

“Kami tidak memungkinkan untuk membangun posko di 72 desa itu karena sumber daya manusia [SDM] terbatas. Akhirnya, kami menyiasati membuat posko di tingkat kecamatan dan dua desa saja. Fungsi posko sebenarnya lebih pada upaya tanggap darurat bencana. Kami harus menyiapkan SDM untuk keenam posko itu dan menyiapkan sarana untuk penampungan pengungsi sebagai antisipasi awal,” kata Heru. (Baca juga: BPBD Dirikan Posko Siaga Bencana di 13 Lokasi)

Heru mengatakan tempat yang efektif untuk menampung pengungsi berupa bangunan permanen dengan ruang yang luas, seperti sekolahan atau aula/balai desa. Dia menjelaskan SDM di posko tingkat desa dikoordinasi kepala desa setempat dan posko di tingkat kecamatan dikoordinasi kasi ketentraman dan ketertiban (trantib) kecematan setempat.

Selain sarana dan SDM, Heru juga memikirkan tentang jalur evakuasi korban bencana. Dalam waktu dekat, Heru akan mengumpulkan para sukarelawan BPBD, satuan tugas (satgas) BPBD, mitra BPBD seperti TNI, Polri, dan SDM di tingkat desa dan kecamatan untuk koordinasi bersama. Dia berencana mengumpulkan mereka setelah mengikuti gelar pengurangan risiko bencana tingkat nasional di Manado.

“Langkah-langkah itu yang kami siapkan sejak dini. Untuk peralatan seperti tenda dan seterusnya hanya digunakan dalam kondisi darurat. Selain persiapan teknis antisipasi di posko bencana, kami juga memiliki program rutin berupa kali bersih dengan menggandeng Badan Lingkungan Hidup [BLH],” kata Heru.

Dia jadi ingat hasil evaluasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tentang kasus banjir bandang di Garut, Jawa Barat. Heru menyampaikan bencana banjir bandang di Garut itu disebabkan ulah manusia.

Sungai Garut, sambung dia, beralih fungsi sebagai tempat pembuangan sampah. Penumpukan sampah di aliran sungai itu terjadi seiring pelebaran bangunan di bantaran sungai yang semakin menjorok ke sungai. Akibatnya, aliran sungai menjadi menyempit.

“Ketika volume air membesar ternyata tidak mampu ditahan oleh bendungan dan berakibat pada banjir bandang disertai lumpur,” tuturnya.

Di mana saja lokasi posko penanggulangan banjir di Sragen? Berikut datanya.

  1. Balai Desa Tangkil, Kecamatan Sragen Kota
  2. Kantor Kecamatan Sidoharjo
  3. Kantor Kecamatan Masaran
  4. Balai Desa Gawan, Kecamatan Tanon
  5. Kantor Kecamatan Tangen
  6. Kantor Kecamatan Sambirejo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya